"YOSHAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!"
Gema langsung menutup mulutnya rapat-rapat, merutuki kebodohan serta kecerobohannya karena dengan cemprengnya dia berteriak begitu kencang sampai-sampai semua orang menoleh kepadanya. Saking malunya, Gema sampai harus bersembunyi di balik tubuh Giza sambil memukul-mukul pelan punggung Giza untuk cepat pergi dari tempatnya berada.
Dua detik kemudian, barulah disusul oleh sorakan penonton lain.
Yap, baru saja SMA Bumper memastikan kemenangan pertadingan basket dengan selisih 3 point. Tidak hanya itu, tim cheers yang diketuai Ardisa juga berhasil membawa pulang kemenangan. Benar-benar perfect game!
Seluruh pemain basket segera berhamburan ke tengah lapangan. Menumpahkan rasa bahagia mereka. Ardisa CS juga tidak mau kalah. Mereka juga ikut berbaur dengan cowok-cowok basket. Kedua tim cewek dan cowok itu saling berbagi kemenangan.
Di antara ingar bingar yang terjadi di tengah lapangan, hanya Genta yang tampaknya tidak larut dalam suasana. Cowok itu malah mematung di tengah lapangan, memperhatikan Gema yang masih malu karena telah berteriak dengan lantang dan seenaknya. Jujur saja, Genta kaget, tidak menyangka dirinya akan mendengar teriakan Gema lagi setelah putus darinya. Jujur saja, Genta senang.
"Ta! Diem mulu lo! Kita menang woy! Kita menang!" seru Troy sambil merangkul Genta secara tiba-tiba. Teman-temannya yang lain mengikuti merangkul dan memeluk Genta dari segala arah. Tentu saja hal itu membuat Genta kepayahan.
Panitia kembali mengambil situasi dengan cara memberi instruksi untuk acara selanjutnya. Yaitu penyerahan piala dan hadiah kepada pemenang. Troy dan Ardisa maju mewakili tim mereka masing-masing. Keduanya terlihat sangat bangga pada rekan-rekannya, pada sekolahnya.
Usai menerima piala, mereka berdua kembali pada rekan-rekan mereka yang berkumpul jadi satu di tengah lapangan. Kemudian atas usul Pak Kemal, kedua tim SMA Bumper mengadakan dokumentasi. Mereka semua akan difoto dalam satu frame.
Para cowok langsung beringas dan berebut agar bisa foto paling depan. Biar terlihat jelas katanya. Jadilah Genta yang harus mengalah pada mereka dan memilih berdiri di belakang saja.
Kemenangan ini memang menyenangkan bagi Genta. Tapi mengetahui Gema berteriak memberi dukungan, itu lebih membuatnya senang.
"Ta,"
Panggilan seorang cewek membuat Genta menoleh. Rupanya tepat di sampingnya berdiri seorang Shakeela.
"Maaf soal tadi di ruang kesehatan." Lanjut Shakeela tampak menyesal.
"Okay." Sahut Genta enteng.
"SEMUA MENATAP KE KAMERA!" seru Pak Kemal antusias.
"Selamat ya, Ta. Tim kamu menang." Kata Shakeela lagi setelah berhasil tersenyum lega sebab Genta memaafkannya.
"Lo juga." balas Genta dengan mata menatap ke arah kamera.
Shakeela kembali tersenyum. Bahkan ketika kamera tengah mengambil gambar, cewek itu masih terus menatap Genta.
⚡
Gema baru pulang ke rumah sekitar pukul 5 sore. Padahal pertandingan basket selesai sekitar jam 3. Ketika melintasi ruang tengah, dia mendapati Sabila yang sudah ada di rumah. Wanita itu sedang duduk bersama Shakeela yang ternyata juga sudah pulang. Tertawa-tawa sambil melihat-lihat ke layar kamera. Kamera yang dibawa Sabila tadi ketika menonton.
"Gema, kamu kok baru pulang? Dari mana aja?" tanya Sabila mengangkat wajahnya untuk melihat kehadiran Gema.
Gema menipiskan bibirnya. "Iya, tadi Gema mampir dulu, makan sama temen-temen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...