5

275 25 14
                                    

Kembalinya Gema ke sekolah menjadi buah bibir. Di mana-mana, di sudut sekolah manapun, semua membicarakan tentang Gema. Sampai-sampai berita tentang Shakeela dan Jack yang terbaru luput dan tidak dibahas.

Menanggapi hal ini, Shakeela cukup terkejut. Tidak menyangka kalau Gema akan banyak dibicarakan seperti ini. Shakeela jadi penasaran, apakah sebegitu terkenalnya Gema ini?

Sama seperti dirinya sekarang?

Istirahat tiba. Sama seperti pada guru-guru tadi pagi, Gema juga menyapa penjual kantin satu per satu. Mulai dari ujung hingga ke ujung. Mulai dari penjual es mawut, hingga combro. Mulai dari Mang Didik hingga Mbak Karmila.

Semua tampak senang dengan kembalinya Gema ke sekolah. Yang paling senang adalah Mang Didik. Mang Didik sampai menghadiahkan semangkuk bakso gratis lengkap dengan sukronya.

"Buat gue mana, Mang?" protes Ganesha tidak terima karena hanya Gema yang digratisi oleh Mang Didik.

"Mas Ganesh sakit dulu, nggak masuk sebulan, baru nanti Mang bikinin gratis."

"Sakit hati akibat jatuh cinta juga termasuk nggak?"

"Nggak bisa, Mas. Di-cover BPJS aja nggak." tolak Mang Didik membuat Ganesha sedih.

"Lo sakit hati, Nesh?" sahut Gema sambil melebarkan kedua matanya setelah Mang Didik pergi.

"Iya, hati gue sakit. Cinta gue bertepuk sebelah-sebelahan soalnya." Wajah Ganesha berubah menjadi lesu. Giza dan Gerald saling tatap, heran.

Sementara Gema mendadak jadi serius menanggapi cerita Ganesha. Kenal Ganesha sejak kelas 10, sekalipun Gema tidak pernah mendengar Ganesha berbicara tentang lawan jenis secara serius. Jadi Gema pikir, inilah waktunya! "Gimana ceritanya? Kok bisa? Kok dia bisa nolak lo? Wah, gue kudet bener ya, nggak tau berita ini."

Ganesha meluruhkan bahunya, menghembuskan nafasnya panjang. "Ya bisa aja, Gem. Soalnya yang gue suka ini bukan sembarang cewek. Ibarat martabak, ya dia ini martabak yang harganya paling mahal deh. Special. Khususon."

"Hah? Siapa emang? Siti anak kelas 10 yang udah lama naksir lo?" Gema mengerutkan kedua alisnya.

"Dih, jangan becanda, Gem! Cewek biawak lo sebut-sebut. Pamali." wajah Ganesha langsung kecut.

"Renata kelas 11 IPS 2 yang nafasnya bau naga?" Gema mencoba menebak lagi.

"Nggak lah! Anak dragon gitu nggak bisa bikin hati Ganesha yang terbuat dari bahan alami ini retak."

"Oh, Mbak Karmila?" tebak Gema lagi.

"Jangan kenceng-kenceng, bego! Tapi bukan dia juga sih." rutuk Ganesha sambil melirik Mbak Karmila yang merupakan pedagang gorengan terlezat sesekolah.

"Ya terus siapa dong, Nesh? Gue penasaran akut nih."

Ganesha menggumam.

Gema tidak menyerah, dia masih mencoba menebak siapa cewek malang itu. "Oh, gue tau! Gue tau! Nina anaknya Bu Basri kan?"

"Bukan! Bukan! Masa iya, lo tega sahabat terbaik dunia akherat lo ini jadian sama Si Ratu Kutu Rambut? Ntar gue kecipratan gelarnya dong, Si Raja Kutu Rambut! Ogah! Ogah! Nggak mau, Ganesh!"

"Duh, siapa deh, Nesh! Buruan kasih tau gue! Gue udah penasaran stadium 4 nih!" desak Gema tidak sabar.

"Jennie Blackpink." Kata Ganesha watados.

Hening. Sesaat.

Sedetik kemudian, Gema menampol pipi Ganesha keras. Sungguh Gema menyesal telah menanggapi dengan serius cerita Ganesha.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang