Cantik.
Itulah kesan pertama yang muncul di benak Gema ketika melihat gadis yang turun dari tangga di rumahnya sambil menyapa "pagi semuanya".
"Pagi, sayang." Sahut Sabila tersenyum menyambut kedatangan gadis itu, Shakeela.
Seketika Gema menoleh pada Sabila yang duduk di sebelahnya. Tidak salah dengar tadi dia mendengar Sabila memanggilnya sayang?
Shakeela berjalan hingga sampai di tepi meja, tepatnya di samping Gema. "Kamu... Gema ya?"
"Iya, gue Gema. Lo siapa?"
"Shakeela, tapi kamu bisa panggil Shasha. Salam kenal." Dia menyodorkan tangannya ke depan Gema yang Gema balas dengan pelan dan sedikit ragu. Setelahnya, Shakeela memutari kursi, lalu duduk di seberang Gema yang masih bertanya-tanya dan keheranan.
"Shasha ini anak temen Mama." Guruh memperkenalkan gadis cantik itu pada Gema.
Akhirnya ada yang baik hati menjelaskan siapa gadis ini. "Anak temen Mama yang mana? Setau Gema, temen Mama banyak. Secara Mama kan mama gaul gitu." Tanya Gema ingin tau.
"Anak temen Mama yang di Semarang." Jawab Sabila singkat.
"Shasha tinggal bersama kita di sini." Lanjut Guruh.
Mata bulat Gema makin membulat, "Oh. Eeeeeeeeeeeh?!!!" Gema menatap Guruh dan Sabila bergantian. Menuntut penjelasan.
"Orang tua Shasha sedang ada keperluan di luar negeri. Makanya mereka... menitipkan Shasha di sini." Jelas Sabila sambil menatap suaminya.
"Oh, gitu. Wah, nggak papa lo, Sha, ditinggal jauh sama orang tua lo? Lo nggak kangen mereka? Nggak pengen ketemu mereka? Gue aja yang kemaren di Singapura dikit-dikit ngerengek minta ketemu." Gema bertanya sekaligus bercerita pada Shakeela.
Shakeela tersenyum, tidak menyangka Gema akan bertanya sebanyak ini padanya. "Kangen sih, tapi nggak papa kok. Oh iya, maaf ya, Gema, aku nggak sempet jenguk kamu ke Singapura." Sahut Shakeela terlihat menyesal.
"Tenang aja. No problem. Toh gue udah sembuh sekarang. Udah siap naik gunung." Ujar Gema tersenyum lebar.
"Gema..." kata Guruh mengingatkan. Gema hanya meringis usil.
"Oh ya, Shasha ini juga sekolah di tempat kamu sekolah. Baik-baik ya, sama Shasha." Ucap Sabila pada Gema.
"Ah elah, Gema kan emang orangnya baik! Nggak bakal Gema jahatin, tenang aja tenaaaang." sahut Gema membuat semua orang tertawa.
⚡
Dalam satu mobil dengan disopiri oleh Rusman, Gema berangkat bersama Shakeela sesuai perkataan Hara tadi.
"Astagaaa! Tuh kan, kelupaan!" seru Gema tiba-tiba sambil menepuk jidatnya.
"Kelupaan apa, Gema?" tanya Shakeela.
"Kalo gitu Paman puter balik aja, Neng." Rusman sudah siap bermanuver, tapi segera dicegah oleh Gema.
"Nggak usah, Paman. Gema cuma lupa tadi kan katanya ada kuis tebak hape. Eh malah nggak jadi. Ya udah deh, besok aja Gema minta double sama Papa." Mengingat itu, Gema jadi ingat dengan benda barunya. Dia segera melakukan unboxing. Wajah Gema langsung kecut sekaligus malu. Untung saja tadi tidak jadi diadakan kuis tebak HP. Karena dugaan Gema salah. Gema pikir Guruh akan membelikannya sebuah ponsel buatan Korea keluaran terbaru. Ternyata sebuah ponsel dengan logo apel keluaran terbaru yang dia dapat.
⚡
Tanpa sadar, mobil yang mengantar mereka sudah sampai di sekolah mereka. Sekolah swasta di Jakarta yang populer dan jadi incaran banyak anak SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...