38

196 24 7
                                    

Malam tiba, kembali makan! Hanya saja mereka harus menyiapkannya sendiri dengan cara barbeque. Dan dari ke-8 remaja yang ada, Micky tidak terlihat. Kata Gagas, sejak pulang dari taman tadi, Micky tidur terus dan menolak untuk keluar kamar.

Gema jadi merasa bersalah. Tapi gimana lagi? Masa iya Gema harus menerima cinta Micky padahal dia tidak suka? Namanya kebohongan dong! Sebuah hubungan yang dilandasi kejujuran saja bisa kandas, apalagi yang dasarnya adalah sebuah kebohongan? Asique! Hehehe

Yang membuat Gema makin merasa bersalah adalah Gema tidak bisa berbuat apa-apa selama acara barbeque selain mengacau. Mengiris daging, tidak becus. Meracik bumbu, apalagi. Memanggang, gosong, Bu! Makanya semua sepakat menyuruh Gema untuk diam saja menonton.

Itu membuat Gema jadi bosan. Tidak melakukan kegiatan apapun dan hanya menonton teman-temannya sibuk beraktivitas. Mana ada adegan Shakeela yang pura-pura kepanasan untuk mencari-cari perhatian Genta segala macam pula! Hih, Gema jadi makin bosan.

Untung saja tidak berlangsung lama karena menit selanjutnya, semua hidangan sudah siap disantap. Berterima kasihlah pada Gerald karena dia MVP pada acara barbeque malam ini. Dia yang paling berjasa dalam membuat hidangan yang membuat Gema nyaris meneteskan liurnya begini.

"Oi, oi, enak aja kalian mau makan nggak ajak-ajak gue!" celetuk Micky yang akhirnya keluar dari kamar. Cowok itu berjalan menghampiri ke-7 temannya. Saat itu, matanya bertemu dengan mata Gema yang menatapnya dengan rasa bersalah. Micky membalasnya dengan seulas senyum. Gema senang sekaligus lega. Artinya Gema tidak perlu merasa bersalah lagi dan yang terpenting, jadi enak makan!

Sambil mengobrol yang didominasi oleh Gema, Ganesha, Gagas, Giza dan Micky, mereka mulai menyantap hidangan yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.

Enak. Lezat. Ditambah suasana angin yang semilir dan cukup dingin, makin membuat suasana syahdu.

Yang sayangnya harus terganggu karena Genta yang mendadak terbatuk-batuk dengan heboh.

"Ta, kenapa? Kamu kenapa?" tanya Shakeela khawatir dan langsung meletakkan piringnya.

Uhuk! Uhuk! Uhuk! Genta tidak bisa menjawab karena batuknya yang tidak bisa berhenti.

Dengan cepat Gagas langsung menghampiri Genta, menepuk-nepuk punggungnya.

"Genta dalam bahaya! Genta dalam bahaya! Telepon 808!" seru Ganesha tidak membantu sama sekali.

"Kok 808 sih?" alis Giza berkerut, mikir keras.

"Barusan lo kasih makan dia apa?!" tanya Gagas pada Shakeela dengan nada cukup tinggi.

"A-aku... aku ngasih ini ke Genta..." Shakeela menunjukkan piring di hadapannya. Sebuah hidangan daging yang sudah dilumuri dengan cairan berwarna hitam.

"Buat Genta udah dipisahin!" Gagas menunjuk sepiring barbeque di atas meja. Barbeque yang sudah Gagas siapkan untuk sahabatnya, Genta. Cowok itupun melempar tatapan sengitnya pada Shakeela, lalu tanpa tunggu apa-apa dia memapah Genta pergi dari tempat itu.

"Kenapa sih? Genta kenapa?" tanya Micky tidak mengerti sama sekali.

"Alergi pedas. Dia paling nggak bisa kalo makan makanan pedas." Gema mewakili menjawab kebingungan teman-teman sekaligus Shakeela.

"Ck, ck, kasian banget alergi kok pedes. Nggak bisa menikmati kenikmatan dunia tuh anak." Komentar Ganesha sambil memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

"Lo nggak tau kalo pacar lo alergi pedas?" tanya Giza penuh selidik.

Shakeela hanya bisa menggeleng sambil menunduk. Shakeela merasa bersalah, Shakeela merasa malu sekaligus bodoh karena tidak tau pantangan makanan sang pacar selagi Gema tau dengan baik.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang