Hidung dan mata Gema masih merah karena habis menangis. Genta yang menyetir di sampingnya jadi tidak fokus sedari tadi. Genta khawatir pada Gema dan ingin menghiburnya. "Mau mampir dulu?" tanya Genta.
Sekarang mereka sudah berada di sebuah mall. Tepatnya di sebuah tempat ice skating. Merupakan ide Genta untuk mengajak gadis ini ke tempat ini. Tempat yang dulu sering mereka kunjungi ketika masih menjalin kasih.
Di sana, mereka bermain-main dengan riang. Tidak salah Genta mengajak Gema ke sini, sebab Gema terlihat menikmati. Gadis itu jadi lebih semangat dan ceria. Sesekali Gema tertawa, seolah lupa dengan masalahnya.
"Udah lama banget gue nggak kesini. Gue jadi kangen." Kata Gema dengan kedua pipinya yang memerah. Mungkin karena dingin?
"Gue juga. Kangen." Sahut Genta sambil menatap kedua mata Gema. Yang mana kemudian membuat Gema salah tingkah dan memutuskan untuk buru-buru kembali meluncur ke tengah-tengah arena ice skating.
Karena terlalu buru-buru, alhasil Gema kurang waspada terhadap keadaan sekeliling. Sampai seseorang yang baru belajar ice skating meluncur cepat dan bertabrakan dengannya.
Gema dan orang itu sama-sama terjatuh. Membuat perhatian orang-orang di sekitarnya jadi tertuju pada mereka.
"Lo nggak papa?" tanya Genta khawatir dan langsung berjongkok di samping Gema.
"Nggak papa kok. Malah dia..." Gema menunjuk orang yang tadi menabraknya yang sepertinya malah menderita lebih parah darinya.
Dengan dibantu Genta, Gema berdiri dan berjalan menuju orang yang tadi menabraknya. "Lo nggak papa?" tanya Gema cemas.
"Nggak papa. Maaf ya, aku kurang hati-hati." ucap cewek itu seperti menahan sakit.
"Tapi lo kayak kesakitan gitu?"
Sebelum menjawab, seorang cowok yang sepertinya pacar cewek itu segera datang menghampiri. Cowok itu langsung membopong cewek itu di depan tubuhnya. "Maafin cewek gue ya? Dia nggak sengaja." Ucapnya menyesal.
"I-iya." Sahut Gema cepat.
Lalu sepasang kekasih itupun segera menepi dan mengakhiri permainan mereka dengan tepukan tangan riuh. Ya, gimana sih, romantis sekali yang cowok itu lakukan pada kekasihnya.
"Lo mau gue bopong juga?" pertanyaan Genta membuat Gema tersadar saat itu juga. Gema memukul keras bahu Genta, lalu segera meluncur ke tepi.
Selesai bermain ice skating, Genta mengajak Gema untuk makan es krim yang berada tidak jauh dari tempat tadi. Genta memesan es krim rasa raspberry untuk dirinya sendiri, dan coklat mint untuk Gema. Gema sedikit terkejut dan terkesan, rupanya Genta masih ingat rasa es krim favoritnya.
Jujur saja, sejak keluar dari café bertemu dengan Gesang tadi, Gema merasa ada yang beda dengan dirinya sendiri. Terutama jika berhadapan dengan Genta. Rasanya seperti baru pertama kali dekat dengan cowok itu. Rasanya seperti ketika baru pertama kalinya mereka memulai PDKT. Rasa nervous, rasa senang, sekaligus jantung yang berdetak tidak keruan.
Padahal otak Gema sudah mengingatkan berkali-kali pada hatinya, bahwa cowok yang sedang bersamanya ini hanyalah Genta, sang mantan pacar yang sekarang menjabat sebagai pacar Shakeela.
Ingat itu, Gema!
"Kapan sih lo bisa makan es krim nggak kayak bayi?" celutuk Genta tiba-tiba sambil mengusap bibir Gema yang terkena noda es krim.
Sensasi jari Genta yang menyentuh bibirnya terasa amat sangat membuat tubuh Gema menegang seketika! Sampai-sampai Gema speechless dan membeku di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...