33

193 22 12
                                    

Waktunya makan malam. Gema menyambutnya dengan riang seperti Gema yang biasanya. Apalagi ada Guruh dan Sabila yang turut hadir.

"Anu Bi Jono, Shasha mana? Kok nggak keliatan?" tanya Sabila ragu sambil melirik Guruh dan Gema bergantian.

"Masih di kamar, Nyonya. Tadi Bibi panggilin, tapi nggak keluar-keluar." Jawab Bi Jono sambil mundur dari ruang makan.

Gema memperhatikan Sabila yang tampak khawatir. Pun Guruh yang juga jadi ikut memperhatikan Sabila. Keduanya sama-sama ingin melihat, apa yang akan Sabila lakukan sekarang.

"Ya udah, ayo makan." Ujar Sabila terpaksa tersenyum untuk menutupi kekhawatirannya.

Usai makan malam, Sabila sudah tidak tahan lagi. Dia segera pamit pada suaminya di kamar untuk menemui Shakeela.

Pintu kamar Shakeela tidak terkunci, membuat Sabila bisa dengan leluasa masuk. Dia melihat anak perempuan itu sedang berbaring di atas ranjangnya yang bernuansa pink. Sabila duduk di sisi ranjang, membelai rambut Shakeela lembut, "Sayang, kamu kenapa?"

Shakeela tidak bereaksi.

"Sayang, jawab pertanyaan Tante dong. Atau jangan-jangan kamu sudah tidur?"

Barulah Shakeela bangun lalu membalikkan tubuhnya, menghadap Sabila. Cewek itu menatap Sabila dengan sendu yang membuat alis Sabila berkerut dan harus kembali bertanya kenapa. "Shasha mau pulang, Tante." Kata Shakeela membuat Sabila kaget bukan main.

"Pu-pulang?"

Shakeela mengangguk. "Iya, Shasha ingin pulang. Shasha merasa udah nggak punya tempat lagi, Tan. Shasha punya Tante yang sebelumnya sayang banget sama Shasha, tapi sekarang udah nggak lagi."

"Sayang, bicara apa kamu?" seru Sabila.

"Tante emang udah nggak sayang sama Shasha lagi kan?" tanya Shakeela dengan mata berkaca.

"Siapa yang bilang Tante nggak sayang lagi sama Shasha?"

"Dua hari ini Tante sibuk terus ngurusin Gema. Iya, Shasha tau kok, Tante ini mamanya Gema. Dan dari situ, Shasha mulai sadar. Shasha bukan siapa-siapa di sini. Jadi lebih baik kalau Shasha pulang saja, Tan."

"Kamu salah sayang. Kamu... kamu nggak seperti itu sayang. Kamu... kamu sudah Tante anggap seperti anak Tante sendiri. Jadi tolong, jangan bicara seperti ini lagi." Sabila meraih kedua pipi Shakeela, menatapnya dengan sedih.

"Beneran? Tante nggak bohong?" air mata membasahi pipi Shakeela.

Sabila mengangguk.

"Shasha udah Tante anggap seperti anak Tante sendiri?"

"Iya sayang."

"Tante nggak akan mengabaikan Shasha seperti 2 hari kemarin?"

"Nggak akan, Tante janji?"

Shakeela langsung memeluk Sabila. Menangis lega dalam pelukannya. Sabila ikut membalas pelukan itu jauh lebih erat.

"Tante, Shasha mau cerita ini sejak 3 hari yang lalu. Tapi kalo Tante udah tau, Tante jangan marah ya?"

"Cerita apa sayang?" Sabila mengurai pelukan Shakeela.

"Sebenernya waktu itu tubuh Shasha basah kuyup karena Gema yang ngedorong Shasha ke kolam renang di sekolah."

"A-apa?" Sabila terkejut.

"Shasha pikir, Gema nggak suka kalo Shasha pacaran sama Genta."

Kedua mata Sabila melebar seketika.

Gema baru saja meluruskan kakinya setelah lelah bersekolah hari ini. Meski kemarin sempat absen 1 hari, rupanya berita miring tentang Gema masih saja dibahas. Gema masih saja menjadi bahan olok-olok orang-orang yang dalam sekejap menjadi hatters-nya.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang