Gema mengejar Genta sampai di depan kamar cowok itu. Sudah berulang kali Gema menanyakan hal yang sama, tapi Gema hanya menjawabnya sekali saja. Dan itupun sangat singkat serta tidak bisa Gema percaya begitu saja.
Genta meluruhkan kedua bahunya karena Gema sekarang menghadang langkahnya. Gema berdiri sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu kamar Genta. "Sekali aja nggak cukup?"
Cewek itu menggeleng cepat.
Genta menatap kedua mata cewek yang juga menatapnya itu. Kemudian dengan mengejutkan, Genta menarik kenop pintu kamar yang ada di sebelah pinggang Gema yang otomatis membuat pintu kamar Genta terbuka.
"E-eh?!" Gema kaget, sebab begitu pintu kamar terbuka, Genta mendorong tubuh Gema untuk masuk ke kamarnya.
Untuk pertama kalinya, Gema masuk ke kamar cowok selain kakaknya sendiri. Gema menatap sekeliling. Kamar Genta sangat berbeda dengan kamar Gesang yang selalu berantakan. Kamar Genta benar-benar rapi, semua perabot dan benda tertata dengan baik. Matanya yang jernih kemudian menangkap sebuah objek yang mampu melebarkan kedua pupilnya.
Yakni sebuah foto berbingkai yang memuat gambar Genta sendiri bersama seorang cewek yang tidak lain tidak bukan adalah dirinya sendiri. Seperti terhipnotis, Gema berjalan mendekati benda itu, meraihnya dan memperhatikan gambar itu.
Gambar yang diambil kurang lebih setahun yang lalu. Dimana mereka berdua baru saja memenangkan lomba cerdas cermat. Keduanya berdiri berdampingan sambil menggigit medali emas mereka masing-masing.
Genta memperhatikan gadis itu sembari duduk di atas ranjangnya.
"Udah gue bilang kan, gue udah putus sama Shasha." Ulang Genta sambil menghembuskan nafasnya.
"Kenapa?"
"Karena lo." Jawab Genta cepat, tepat dan tanpa ragu.
"Gu-gue?" Gema melebarkan kedua matanya.
"Lo lupa sama yang pernah gue bilang pas di puncak?" Genta membantu Gema untuk mengingat moment itu.
Tentu saja Gema masih ingat. "Tapi kan, lo sama Shasha pacaran?"
Genta menghembuskan nafasnya pelan. Dia berdiri di hadapan gadis yang masih memegang foto itu. "Sejak awal gue nggak pernah suka apalagi cinta sama dia. Niat gue pacaran sama dia karena lo. Lo udah move on dari gue, tapi gue nggak. Jadi gue berniat buat nunjukkin ke lo bahwa gue juga bisa move on dan bahagia tanpa lo bersama cewek lain. Tapi ternyata gue salah besar."
Gema sama sekali tidak bisa berkata-kata.
"Bukannya gue terbiasa dan suka sama dia, gue malah makin kepikiran sama lo. Gue tetep dan masih suka sama lo." Lanjut Genta menatap kedua mata Gema.
Keduanya sama-sama diam, hanya saling tatap.
Semenit kemudian, jiwa gorilla Gema muncul. Tanpa ampun dia menjitak kepala Genta sampai cowok itu mengerang kesakitan.
"Sakit! Lo mau bikin kepala gue bocor?!" sungut Genta kesal.
"Kok lo bisa sih, jadi cowok sebrengsek ini?!" seru Gema tidak suka.
Genta tidak terima dikata brengsek. Dia membela diri dengan cepat, "Kalo gue jadi brengsek, itu karena lo!"
"Loh, loh, loh? Lo yang jadi brengsek, kenapa lo nyalahin gue?" Gema tidak terima.
"Kalo lo nggak nunjukkin gimana bahagianya hidup lo tanpa gue, gue nggak bakal kayak gini!"
"Hah? Hidup gue emang sebahagia itu! Tanpa perlu gue tunjukkin!" seru Gema kesal. "Yah, seenggaknya sebelum gue tau siapa gue sebenernya." Lanjut Gema lirih.
![](https://img.wattpad.com/cover/190681968-288-k814504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...