50

248 29 3
                                    

Duduk di hadapan sahabat-sahabatnya, seperti sedang disidang atas dugaan tersangka kasus pencurian baju dalam tetangga. Begitulah yang saat ini tengah Gema rasakan. Ketiga sahabatnya, menuntut penjelasan padanya atas apa yang telah Gema ikrarkan pagi tadi.

"Seriusaaaaaaaan!!!! Gue cuma terbawa emosi doaaaang!!!! Gue nggak beneran balikan sama dia kok!!!! Suer!!! Kalo gue boong, Ganesha kesamber gledek!"

Seketika Ganesha melotot karena dijadikan tumbal, "Lo yang berbuat kenapa gue yang kudu kesamber gledek??!!!"

"Ya masa gue? Seremlah. Lagi nih, tampang kalian kayak nggak percaya gitu sama gue. Kan sebel, kan sedih." Gema cemberut sambil mengedarkan matanya pada ketiga orang di hadapannya itu.

"Gem," tiba-tiba Gerald memanggil Gema. Nada bicaranya terdengar serius, seserius wajahnya.

"Kok jadi creepy gini sih?" rintih Gema.

"Dulu gue emang jadi orang yang pertama tau kalo lo sama Genta putus. Tapi apa lo tau? Gue sama sekali nggak tau alesan kenapa kalian putus. Sampe detik ini."

Dengan cepat, Giza langsung menyambar, "Nah iya! Nah ini! Gue juga! Sampe sekarang nggak ngerti kenapa kalian tiba-tiba putus? Mana habis itu lo koma lagi!"

"Genta mutusin lo karena nggak sanggup lagi bayarin biaya makan lo yang kayak buta ijo ya? Atau lo yang kelewat banyak mulut? Atau lo yang pecicilan? Lo yang bar-bar kayak gorilla? Atau lo yang manja? Yang suka mengeluh?" sahut Ganesha menerka-nerka.

Jelas ucapannya itu memicu Gema untuk meliriknya sebal sekaligus kesal. "Lo ini temennya gue apa temennya dia sih? Kenapa asumsi lo cenderung ngejelek-jelekin gue? Emang gue seburuk itu?"

"Iya." jawab Ganesha kalem yang membuat Gema ingin mencekiknya saja!

"Gem," panggil Gerald agar Gema fokus menjawab pertanyaannya saja yang sudah pasti juga ingin diketahui oleh Ganesha dan Giza.

Dengan berat hati, Gema menceritakannya secara singkat. Setelahnya, Gema mengedarkan matanya pada sahabatnya satu per satu. Giza dengan mata melotot dan mulut melongo lebar, Gerald dengan tampang seperti habis kecolongan, dan Ganesha dengan tampang super bloon yang menyebalkan!

"Ekspresi kalian bener-bener... bener-bener bikin gue nyesel cerita!" ketus Gema kecewa dan kembali merengut.

"Gem, lo anak SMA apa anak SD sih? Gue aja yang terlahir jomblo hingga sekarang bisa tau kalo lo tuh kayak bocah banget. Kayak adeknya temen TK gue yang ngambek karena nggak dibeliin motor." masih dengan tampang super bloonnya, Ganesha yang pertama kali berkomentar.

"Ada gitu, anak masih TK minta dibeliin motor? Emang bisa bawanya?" sahut Gema jadi berpikir.

"Ada, ya kali bawanya dikantongin pake plastik. Namanya Reza Adinoto Sudibyo. Ini namanya temen TK gue. Kalo adeknya yang minta motor itu namanya Ari Sudibyo Adinoto, eh salah deng. Namanya bukan itu. Hmmm, ntar deh, kok gue mendadak lupa ya? Oh iya, namphftt!!"

Tanpa ampun, Giza membungkam mulut Ganesha seraya berteriak kencang, "GEMAAAAAA!!! PLEASE DEH!!!! SEPELE BANGET SIH ALESAN PUTUS LO!!!?? SUMPAH YA, GUE PIKIR TUH KALIAN PUTUS KARENA ADA ORANG KETIGA ATAU APA DEH YANG LEBIH BERBOBOT!! TAUNYA CUMA NGGAK DIBOLEHIN NAIK GUNUNG!!!! ASTAGA NAGA DRAGON BALL SON GOKU SON GOHAAAAAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Gema dan Gerald sampai harus menutup telinganya rapat-rapat kalau tidak mau telinganya rusak.

"Jangan teriakin gue kayak maling gitu, dong!" protes Gema sebal.

"Ya habisan, lo kok... ih!!!!! Gemaaaaaaa!!!!! Kalo dari awal gue tau karena ini lo putus, gue tenggelemin lo berdua di kolam piranha! Gemes gue!!" Giza benar-benar emosi setelah mendengar semuanya.

GemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang