Guruh akhirnya pulang! Yang dikhawatirkan Sabila, akhirnya akan segera terjadi! Sama halnya Sabila yang bingung, Shakeela juga merasakan kebingungan yang sama.
"Gema mana?" tanya Guruh setelah duduk di sofa sambil mengendurkan dasinya.
Sabila dan Shakeela saling tatap. Keduanya yang bungkam, membuat Guruh mengerutkan keningnya.
"Gema mana?" tanya Guruh lagi bertepatan dengan Bi Jono yang tiba dengan membawakan secangkir kopi.
Mendengar pertanyaan Guruh, melihat bungkamnya Sabila dan Shakeela, membuat mulut Bi Jono gatal. "Anu, Tu—"
"Bi, tolong selesein cucian di belakang ya?" potong Sabila cepat.
Bi Jono mengangguk patuh dan segera pergi ke dapur. Membatalkan niatnya untuk memberi tahu bahwa Gema telah pergi dari rumah selama 2 hari tanpa kabar.
"Sayang, kamu ke kamar gih. Udah malem." Pinta Sabila lembut pada Shakeela. Seperti Bi Jono, Shakeela juga mengangguk patuh.
Tinggalah Guruh dan Sabila saja di ruang tengah. Dengan kerutan di dahi Guruh yang makin banyak. Dengan gelagat Sabila yang tidak tenang, seperti menyembunyikan sesuatu.
"Apa yang terjadi dengan Gema?" tanya Guruh tajam.
Dengan cepat Sabila langsung berlutut di kaki Guruh, dia peluk satu lutut suaminya itu sambil menangis.
Perasaan Guruh makin tidak enak. Sebenarnya apa yang terjadi pada anaknya?
"Mas, Maaf, Mas... Aku benar-benar minta maaf... A—"
"DIMANA GEMA?! APA YANG TERJADI PADA GEMA?!" potong Guruh keras dan menakutkan.
Pelan-pelan, Sabila mulai mengangkat wajahnya. Memberanikan diri menatap wajah suaminya yang terlihat lelah itu. "Gema... Gema... Gema pergi dari rumah, Mas..."
Pupil Guruh melebar seketika. Setelah Gesang pergi, sekarang Gema juga pergi. Guruh langsung berdiri, membuat Sabila jatuh terduduk. Lalu dengan kasar, Guruh meraih lengan istrinya, dan memaksanya untuk berdiri di hadapannya. "Apa yang sudah kamu lakukan pada Gema?" tanya Guruh dengan nafas memburu.
Sabila menggelengkan kepalanya kuat-kuat sambil menangis. Rasa takut membuat lidahnya kelu.
"Kalau begitu, apa yang sudah kamu katakan pada Gema?" Guruh mengganti pertanyaannya tanpa mengurangi tensinya.
Kali ini Sabila tidak bisa menggerakkan kepala seperti tadi. Sabila hanya terus menangis. Menangis menyesal atas apa yang sudah terjadi selama tidak ada suaminya.
"Kamu... mengatakan hal yang sama seperti kamu mengatakannya pada Gesang?" Guruh menebak. Dan lagi-lagi Sabila hanya menangis.
Istrinya itu langsung menunduk. Tubuhnya gemetaran.
Pelan-pelan, Guruh melepas cengkeraman di lengan sang istri. Matanya berubah kosong. Jiwanya seperti terhempas dari tubuhnya. Pria itu terduduk di sofa.
"Maafkan aku, Mas. Maaf... Aku benar-benar menyesal, Mas! Tolong maafin aku, Mas!" Sabila kembali berlutut, memeluk satu kaki suaminya yang langsung Guruh singkirkan. Sabila kaget bukan main. Baru pertama kali ini Guruh melakukan tindakan sekasar ini padanya.
"Kenapa aku terus kehilangan anak-anak aku atas dosa yang kamu lakukan?" tanya Guruh pelan namun sangat menusuk.
⚡
Meskipun Guruh sudah pulang, namun yang hadir dalam rutinitas sarapan hanya Shakeela dan Sabila saja. Kali ini suasana agak lain. Selama 2 hari terasa begitu hangat dan menyenangkan, kali ini terkesan dingin. Mungkin karena tidak ada obrolan sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/190681968-288-k814504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gema
Teen Fiction(COMPLETE) Hidup Gema jadi tak semenyenangkan dulu setelah kedatangan Shakeela. Gema ditinggal oleh Gesang, Gema harus berbagi kasih kedua orang tuanya, Gema juga harus merelakan Genta. Hanya Ganesha, Gerald dan Giza saja yang selalu setia bersamany...