59. Salahin Vanya

1.2K 56 3
                                    

"Mami...cepet bangun.. Kenzo nungguin mami bangun dari kemarin. Cepet bangun ya mi.." ucap Kenzo menggenggam sebelah lengan sang mami yang terlilit selang infus.

"Sabar Ken.. Mami kamu pasti cepet bangun kok. " seru Keira yang terus menemani Kenzo dirumah sakit.

"Ken.. Kamu makan ya.. Dari kemarin kamu ngk makan.." bujuk Keira.

"Ngk Kei.. Aku mau nunggu mami sadar dulu. Baru aku mau makan.." jawab Kenzo.

"Ngk bisa gitu lah Ken.. Kamu juga harus mikirin kesehatan kamu. Apa jadinya kalau mami kamu sadar tapi kamu yang sakit. Makan ya..??" Keira terus berusaha.

"Ok.. Tapi nanti siapa yang bakal jagain mami kalau aku pergi makan.." tanya Kenzo melirik Keira.

"Biar papi yang jagain mami kamu.." jawab seorang pria yang baru datang.

"Ngk!! Lagian pasti papi bakal macem²kan sama mami!!. Lebih baik papi pergi sebelum aku panggil security buat usir papi.." ucap Kenzo sambil menunjuk pintu keluar.

"Kenzo.. Kamu ngk boleh gitu. Bagaimanapun om Herman itu papi kamu juga suami mami kamu. Om Herman masih punya haknya. Lebih baik kita kekantin sekarang yuk.." seru Keira dengan lembut.

"Ngk Kei.. Aku ngk bakal biarin papi nyakitin mami lagi.. " ucap Kenzo.

"Om.. Kita pergi dulu ya.. Ngk bakal lama kok.." pamit Keira tanpa menggubris perkataan Kenzo. Gadis itu langsung menarik Kenzo keluar.

"Kamu apa²an sih Kei.." bentak Kenzo menghempas tangan Keira kasar.

"Kamu itu harusnya bisa ngerti dong Ken.. Berkali² papi kamu bilang kalau dia ngk sengaja melukai mami kamu. Harusnya kamu kasih mereka waktu untuk saling memaafkan. Jangan kek gini.. Apa baiknya juga buat kamu, memusuhi papi kamu sendiri?? " ucap Keira yang masih tenang dan lembut.

"Maaf Kei.. Aku bentak kamu. Aku ke bawa emosi.." ucap Kenzo menunduk.

"Ngk papa.. Sekarang kita kekantin ya.." Kenzo mengangguk sebagai jawaban.

Didalam ruang Helena dirawat. Herman berjalan kearah istrinya itu. Pria itu duduk disamping Helena. Menggenggam satu lengan yang tadi digenggam Kenzo.

Pria tua itu tidak bicara apapun. Pria itu hanya menangis dalam diam. Menempelkan lengan istrinya itu kekeningnya sendiri. Begitu lama.

Sampai sesuati terjadi yang membuatnya menatap wajah Helena dengan diam.

🍂🍂🍂

"Mm.. Kayaknya papi kamu masih didalam deh Ken.. Kita tunggu diluar aja ya. Sambil ngasih papi kamu waktu.." ucap Keira.

"Iya.." jawab Kenzo.

Namun saat Keira akan duduk, ia melihat seorang gadis yang tak asing berdiri jauh dari tempatnya.

"Mm..Ken.. Aku pergi bentar ya.. Kamu tunggu sini aja sampai papi kamu keluar. Ok!!" ucap Keira dan Kenzo hanya bisa mengangguk patuh.

Keira berjalan mendekati gadis itu.

"Ngapain lo kesini?? Belum puas lo sama semua yang terjadi sama tante Helena hah?? Semua ini terjadi gara-gara lo Vanya.."

Ya. gadis itu memang Vanya.

"Kenapa lo salahin gue..?? Denger ya Kei.. Gue kesini buat jenguk tante Helena bukan mau ribut sama lo.." ucap Vanya mengalihkan pandangannya kearah lain.

" Coba aja kalau lo ngk ngebet dijodohin sama Kenzo. semua ini ngk bakalan terjadi!! Lo tau?? Om Herman hampir ngebunuh tante Helena karna perjodohan lo sama Kenzo.." seru Keira yang matanya mulai berkaca².

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang