73. ke tempat Sobri

677 42 3
                                    

"Halo Vanya.." Keiva berbicara dengan benda pipih yang menempel di telinganya.

"Ada apa Iv?" Tanya Vanya disebrang sana.

"Gue punya kabar baik buat lo.." seru Keiva dengan senyuman diwajahnya.

"Apaan?" Tanya Vanya lagi dengan nada datar.

"Tadi.. gue ketemu sama Sobri."

"Hah? Beneran? Lo seriusan? Nggak bohong kan?" Keira menyahut, ternyata ia sedang berada di dekat Keiva.

"Ish.. Kei.. suara lo kenceng amat ih!! Sakit telinga gue.." ucap Keiva kesal dengan kembarannya itu.

"Jadi beneran lo ketemu sama Sobri? Kapan? Dimana?" Tanya Keira lagi bertubi-tubi.

"Nanti aja lah gue jelasin sama elo.. gue lagi nelpon sama Vanya ini.."

"Oh.. ok" Keira pun memilih untuk tetap duduk didekat Keiva bertelepon ria.

"Halo Vanya.. lo masih disana kan?" Tanya Keiva, namun tak ada sahutan.

"Vanya? Lo nggak apa-apa kan??" Keiva mulai khawatir sekarang.

"Iva.. hiks.." Vanya yang mulai berbicara lagi, namun terdengar sambil menangis.

"Vanya.. kok lo nangis?" Tanya Keiva.

"lo beneran ketemu Sobri? Antar gue ke dia Iva.. gue mohon.." tangisan Vanya makin menjadi.

"Eh Vanya.. lo nggak boleh nangis kayak gini.."

"Antar gue Iva.. gue mohon.."

"Vanya.. sekarang udah malam.. gue nggak bisa antar elo. Lagian suami gue nggak bakal izinin gue keluar sekarang. Tapi lo nggak perlu khawatir. Gue udah janjian sama Sobri besok buat bawa elo ketemu sama dia.." jelas Keiva.

"Beneran ya.? Sobri nggak bakal kabur lagi kan?"

"Nggak bakal Vanya. Gue jamin si Sobri nggak bakal kabur dari tanggung jawabnya. Udah dong lo jangan nangis lagi ya.. sekarang lo tidur dengan tenang. Biar besok lo bisa ketemu sama Sobri."

"Ok.. gue tidur sekarang!!" Seru Vanya dan langsung mematikan telpon sepihak.

***

Seperti janji Keiva tadi malam. Ia membawa Vanya ketempat Sobri berada.

"Apa masih jauh tempat Sobri Iv..?" Tanya Vanya.

"Bentar lagi kok. Sabar dong!! Sebegitu besarnya lo kangen sama si Sobri?!" Tanya Keiva dengan senyuman. Wanita beranak dua itu senang melihat Vanya tersenyum, tidak seperti biasanya yang selalu murung. Baginya, hal itu membuat kondisi Vanya sedikit lebih baik dari sebelumnya.

"Btw.. Nya. Apa lo udah bilang sama nyokap lo tentang ini?" Tanya Keira yang ikut untuk menemui Sobri. Seketika senyuman Vanya hilang.

"Kenapa? Kok lo langsung diam gitu?" Tanya Keiva.

"Gue takut.." jawab Vanya.

"Takut Kenapa?" Tanya Keira.

"Kalau Mommy tahu masalah gue terus marah gimana? Apalagi kalau nanti Mommy usir gue?! Gue harus apa??" Air mata Vanya mulai mengalir ke pipinya.

"Loh? Kok lo nangis? Jangan nangis dong Nya.. gue kan jadi ngerasa bersalah.." kata Keira. Lengan Keira bergerak untuk menghapus air mata Vanya.

"Jangan nangis dong Vanya.." kata Keira lagi.

"Udah.. lo tenang aja. Gue yakin tante Safina, nyokap lo itu bakal terima kondisi lo saat ini. Karena gue lihat Tante Safina sangat sayang sama lo Vanya." Ucap Keiva.

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang