70. Cari Sobri

1K 47 1
                                        

"gue minta maaf Vanya.. rasanya gue nggak bisa jaga rahasia lo dengan baik.." seru Keiva dengan benda pipih menempel di telinganya.

"Apa maksud lo?" Tanya Vanya di sebrang sana.

"Iya.. gue rasa gue bakal cerita sama kembaran gue.. "

"Tap-tapi.. elo kan udah janji sama gue..--"

"Gue nggak pernah janji apapun sama lo!! Tapi.. gue ngelakuin ini juga buat bantu lo.."

"Maksud lo?"

"Gini lo Nya.. gue rasa gue nggak bakal bisa cari Sobri dengan mudah. Lo tahu kan gue udah berkeluarga. Gue punya suami dan dua anak. Jadi... Rasanya gue mungkin susah buat gerak kesana kemari buat cari Sobri.. dan gue rasa kalau gue cerita sama Keira. Dia bisa bantu lo juga.." jelas Keiva yang sedikit ribet, karena satu tangannya yang lain menggendong Azka yang baru tertidur. Juga ia harus memperhatikan anaknya yang lain agar tidak dalam bahaya.

"Kalau gitu.. biar gue cari Sobri sendiri."

"Eh.. jangan!! Lo gila ya!! Lo lagi hamil. Kalau lo kecapean kandungan lo bakal dalam masalah!!" Larang Keiva yang terdengar sedikit berteriak, membuat anak yang ada di gendongannya terkejut, terbangun dan menangis.

Tangisan Azka tentu sangat terdengar di pendengaran Vanya.

"Ush.. ush.. sayang.. kaget ya nak.. mama minta maaf ya.. udah.. jangan nangis lagi ya.." bujuk Keiva menepuk-nepuk bokong Azka. Namun anaknya itu tak kunjung tenang dan tangisannya malah tambah kencang.

"Mama.. Azka napa?" Tanya Alfa si sulung yang perkataannya sedikit terdengar jelas.

"Nggak apa-apa kok Al.. adik kamu tadi kaget mama teriak." jelas Keiva yang terus berusaha menenangkan Azka.

"Azka jangan nangis lagi ya.. main sama abang yuk..!!" Ajak Alfa mengelus lengan Azka. Seperti yang mengerti perkataan sang kakak, Azka berhenti menangis dan ingin ikut dengan Alfa.

"Mama.. boleh ya Azka ikut Al main?" Tanya Alfa yang sudah menggandeng lengan adiknya yang mulai belajar berjalan.

"Ya udah gih.. jangan buat Azka nangis ya.." Alfa mengangguk mengerti. Lalu bocah itu menuntun sang adik untuk duduk ditempat nya bermain tadi.

"Ish.. padahal kan Azka baru tidur. Udah bangun aja!!" Gerutu Keiva.

"Kenapa? Anak lo bangun ya?" Tanya Vanya yang sedari tadi mendengar.

"Ahh.. iya.. anak gue kebangun tadi. Untung aja ada abangnya, langsung dibawa main biar nggak nangis lagi." Jelas Keiva.

"Berarti.. nanti gue juga bakal kayak lo ya.. direpotin buat ngurus anak."

"Ya mau gimana lagi!! Ngurus anak itu kan udah kewajiban seorang ibu. Mau repot atau enggak, kita harus tetap mengurus mereka kan!!"

"He em.. kalau gitu gue tutup dulu ya Iv.. gue pikir nggak apa juga kalau Keira tahu. Tapi bilang sama dia buat nggak bilang siapa-siapa ya.."

"Iya.. itu pasti. Dan inget!! Lo jangan kecapean.. juga jangan lupa, harus makan banyak." Seru Keiva. Vanya mengangguk disebrang sana, padahal ia tahu kalau Keiva tidak akan melihatnya mengangguk. Sambungan telpon pun terputus.

***

"APA?? VANYA HAMIL ANAKNYA SOBRI??" teriak Keira.

"Ish.. nggak usah teriak-teriak.. nanti bunda denger bego!!" Seru Keiva kesal sambil melempar Keira dengan bantal.

"Tapi.. kok bisa Vanya hamil anak Sobri.. setahu gue Vanya itu nggak pernah suka sama Sobri. Bahkan buat liat aja dia ngerasa jijik.."

"Ya.. gue juga nggak tahu. Pokoknya si Vanya sekarang lagi mengandung anaknya Sobri. Lo mau kan bantu dia cari Sobri..? Kasian si Vanya. Kasian juga anaknya kalau lahir tanpa bapak.." seru Keiva.

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang