68.

901 43 2
                                    

"Jadi.. selama ini lo tinggal di rumah Sobri?" Tanya Keiva. Vanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tapi gue masih bingung deh.. kapan lo tahu lo itu anak adopsi? Dan apa lo kabur karena bokapnya Kenzo membatalkan perjodohan lo ama Kenzo??" Tanya Keiva.

"Ya. Itu salah satu alasan gue kabur." Vanya menghela nafas sejenak.

"Gue mengetahui gue anak adopsi itu di hari yang sama waktu bokapnya Kenzo membatalkan perjodohan itu. Tadinya gue pingin banget ngadu, bersandar sama Mommy juga Daddy apa yang gue rasakan waktu itu. Tapi ternyata bokap lo menyita semua harta orang tua gue dan ditambah gue mengetahui fakta kalau Daddy cuman manfaatin gue buat dapet harta dari bokapnya Kenzo." Jelas Vanya.

"Sebelum lo kabur. Gue kan pernah bilang. Lo bisa samperin gue, lo bisa jadiin gue temen curhat lo kalau lo mau. Tapi kenapa lo malah ngilang aja!!" Keiva protes.

"Lo bayangin lah Iv.. lo kakaknya Keira. Gimana bisa gue cari lo buat jadi temen curhat gue.."

"Yaahh.. tapi gue bersyukur sih.. lo milih Sobri buat jadi tempat bersandar lo.. " seru Keiva memandang langit.

"Sebenarnya gue sama Sobri..--" ucapan Vanya terpotong.

"Gue udah tahu.. lo nggak perlu cerita lagi sama gue. Sobri udah cerita sama gue semuanya. " Potong Keiva. Vanya yang mendengar menundukkan kepalanya.

"Tapi.. gue berharap lo nggak hamil anaknya Sobri. " Kata Keiva.

"Kalau gue hamil gimana?" Tanya Vanya.

"Ya elo harus nikah sama Sobri. Dan jangan sekalipun lo berpikir buat ngegugurin anak lo nanti." Tegas Keiva. Vanya hanya diam tak merespon.

"Sekarang lo jalani aja hidup lo seperti biasanya Vanya. Kuliah, hidup sama nyokap lo dan harus tetap sok cantik. " Seru Keiva mengelus punggung Vanya.

"Gue emang udah cantik tahu!! Bukan sok cantik!!" Vanya protes.

"Iya deh iya.. gue percaya.."

"Tapi kayaknya gue nggak bakal kuliah lagi deh.." seru Vanya.

"Lah? Napa?"

"Lo tahu semua harta benda yang biasa gue pake udah di sita bokap lo. Mungkin gue mau cari kerja aja. Buat biaya rumah sakit Mommy."

"Lo nggak perlu cari uang buat biaya rumah sakit nyokap lo. Semua biaya rumah sakit udah ditanggung sama bokap gue. Dan bokap gue nggak jadi sita harta lo semuanya. Cuman rumah doang sih. Tapi lo nggak perlu mikir lo mau tinggal dimana. Bokap gue udah kasih lo dan nyokap lo tempat tinggal. Ya.. meskipun lebih kecil dari rumah lo yang dulu." Jelas Keiva.

"Beneran??" Tanya Vanya dengan mata berbinar.

"Iya.. dan lebih baik lo kuliah aja. Karena bokap gue juga kasih kerjaan buat nyokap lo. Kerja di toko kue milik nyokap gue.. jadi lo nggak perlu repot cari kerjaan. Lagian lo itu kan sebentar lagi wisuda. Masa lo mau putus kuliah gitu aja.." jawab Keiva menjelaskan.

"Makasih Keiva.." seru Vanya memeluk Keiva secara tiba-tiba.

Keiva sedikit terkejut. Namun setelah itu Keiva membalas pelukan Vanya.  Sapat terdengar oleh Keiva jika Vanya sedikit terisak.

"Udah.. jangan nangis lagi. Dan kalau lo butuh temen curhat yang bisa lo percaya. Lo bisa datang ke gue. Lo bisa percaya sama gue.." ucap Keiva ditengah pelukannya.

"Tapi.. gimana sama Keira.? Dia pasti dendam atau benci sama gue.." seru Vanya.

"Hei.. kembaran gue nggak sama kayak elo!! Justru dia yang minta dan memohon sama bokap biar nggak sita semua harta nyokap lo.." seru Keiva sedikit mendorong kepala Vanya. Vanya yang mendengar kalimat Keiva yang pertama membuatnya sedikit terkekeh.

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang