Hai.. hai semuanya... Aku up nih..
Horeeeee..👏👏
Sebelumnya aku sangat berterima kasih pada reader semua yang doain aku supaya cepat sembuh.
Segala cara telah aku lakukan untuk sembuh dari penyakit ku ini. Mulai dari minum obat-obatan dari dokter, fisioterapi, juga minum obat perdukunan 🤣🤣. Ralat obat herbal maksudnya..
Dan alhamdulillah, kondisi aku lebih baik sekarang, meskipun belum sehat sepenuhnya. Tapi yang jelas aku berterimakasih untuk doa nya dan setia menunggu..
Happy reading..😊😊
.
.
.
."Nih buat lo.." seru Keira memberikan beberapa bungkus makanan ke hadapan Vanya.
"Eh..? Apa-apaan lo Kei..?? ngapain lo ngasih makanan ini ke Vanya..?" Tanya Monic yang duduk di sebelah Vanya heran.
"He em.. palingan si Vanya sekarang lagi diet. Ya kan Nya?" Sahut Neri.
"Ummm.. itu..--" Vanya gugup.
"Enggak!! Maksud gue si Vanya nggak mungkin diet dalam kondisi sekarang."
"Maksud lo?" Tanya Monic dan Neri barengan.
"Karena dia lagi..--" Vanya melotot membuat Keira terpotong perkataannya. Keira gugup untuk menjawabnya, hampir saja ia keceplosan.
"Mm..maksud gue.. kemarin si Vanya masuk rumah sakit. Dia asam lambung, jadi jangan telat makan. Gitu maksud gue.. dan lagian nyokap nya ngasih amanah sama gue buat perhatiin apa yang di konsumsi sama si Vanya.." jelas Keira bohong.
"Hah? Lo masuk rumah sakit Nya? asam lambung? Beneran? Kok lo nggak kasih tau kita.. kita kan sahabat lo kenapa Keira yang harus perhatian sama lo bukan kita.." seru Monic lebay.
"Iya.. kita yang deket sama lo dari orok. Kenapa juga tante Safina nitip lo sama Keira.." ucap Neri memanyunkan bibirnya. Vanya menunduk tak tahu harus bersikap gimana.
"Ya ampun.. wajar aja kali. Lagian nyokap nya Vanya itu lagi deket-deket nya sama nyokap gue. Dan lagi gue sama Vanya sekampus. Tante Safina mikirnya kalau gue bisa perhatiin dia.." jelas Keira masuk akal.
"Ya udah kalau gitu. Lo nggak usah perhatian sama Vanya lagi!! Kita yang bakal jagain Vanya juga perhatiin apa yang Vanya makan!! Sana pergi!!" Usir Monic.
"Bagus deh kalau gitu. Gue kan jadi nggak repot.." seru Keira lalu berlenggang pergi.
"Kei tunggu..!!" Sahut Vanya menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya.
"Gue perlu bicara sama lo. Berdua.."
"Lah.. terus kita gimana?" Tanya Neri dengan mimik wajah yang dibuat-buat sedih.
"Bentaran kok. Nanti gue kesini lagi. " Jawab Vanya. Ia pun berjalan kearah Keira lalu menarik lengannya.
Mereka tiba didekat ruangan kampus yang kosong.
"Lo mau ngomong apa Nya?" Tanya Keira.
"Lo bisa nggak sih, nggak usah singgung tentang kehamilan gue.!! Kalau mereka tahu gimana?! Kalau orang-orang tahu gimana?! Dan lo kenapa bilang gue punya penyakit asam lambung?! Lo doain gue biar sakit hah??!!" Vanya berbicara penuh tekanan dan berapi-api.
"Ya.. maaf Vanya. Lagian kan untungnya gue nggak keceplosan tadi. Dan gue bilang lo asam lambung, ya karena..-- gini loh biar gue jelasin dikit.." Keira mengatur nafasnya sebelum kembali berbicara.
"Setahu gue.. orang-orang yang asam lambung nya lagi kumat itu muntah-muntah. Karena itu juga bisa lo jadiin alasan kalau misalnya sewaktu-waktu lo muntah-muntah karena kehamilan lo. Lo bisa bilang kan asam lambung lo kumat.. gitu maksud gue.. gue nggak pernah doain yang buruk-buruk buat lo apalagi lo lagi hamil.." jelas Keira.
"Gitu ya..?" Tanya Vanya seketika kemarahannya padam. Keira mengangguk sebagai jawaban.
"Lo juga jangan marah-marah lagi ya.." sedu Keira. Vanya mengangguk seperti anak kecil.
"Btw.. apa lo udah dapat kabar si Sobri dimana?" Tanya Keira
"Belum.. gue juga berkali-kali telfon nomor nya malah nggak diangkat juga.." jawab Vanya memanyunkan bibirnya.
"Lo sabar aja ya.. gue bakal bantu cari Sobri. Ya udah.. Yuk!! gue antar lo ke temen-temen lo." Vanya mengangguk.
"Kalian ngomongin apaan tadi?" Tanya Neri penasaran. Juga Monic ikut menatap penasaran.
"Secret!!" Jawab Keira, membuat Neri dan Monic memanyunkan bibirnya kesal.
" Kalau gitu gue cabut ya Nya.. oh ya kalian juga harus lebih posesif sama Vanya.. jangan sampai dia telat makan, juga harus yang banyak gizi nya kaya buah-buahan sama sayuran. Pokoknya vegetarian." Celoteh Keira panjang.
"Iya iya.. kita ngerti kok!!" Jawab Neri dan Monic serentak.
"Ya udah sana!! Kalau lo mau pergi, pergi aja sana!!" Usir Monic.
"Ok.. bye!!" Keira pun pergi.
***
"Keparat Sobri ada dimana sih?!! Kesel deh gue..!!" Gerutu Keiva sambil sibuk memotong sayuran.
"Lo beneran nggak ada lihat si Sobri di kampus Kei? Batang hidungnya aja lo nggak liat?" tanya Keiva dengan sedikit menahan kekesalannya.
"Nggak ada Iva.. sumpah deh. Kalau gue liat tu orang langsung gue cincang dia." Jawab Keira sambil mengunyah keripik kentang. Beberapa kali ia juga menyuapkan keripiknya untuk dua ponakannya alias anaknya Keiva.
"Apa lo nggak suruh temen-temen lo yang anak jalanan itu buat cari si Sobri juga? Mana tahuan kan bisa cepet ketemu.."
"Gue nggak bego Kei.. pasti lah gue suruh mereka. Si Sobri itu yang kayak makhluk halus. Nggak kelihatan sama orang sedikit pun."
Prak..
Keiva membanting pisau yang ia gunakan tadi, ia benar-benar kesal. Membuat Keira yang duduk santai bersama dua ponakannya terlonjak kaget.
"Hei.. bisa nggak sih lo kalau marah atau kesel itu nggak usah buat orang kaget!! gue kaget tahu nggak?! Untung aja anak lo nggak epesan!!." Seru Keira mengelus pipi Azka dan Alfa yang masih terdiam karena kaget.
"Huuuh.. kesel banget gue tahu nggak. Gue nih ya.. sebenarnya pingin banget tante Safina tahu, kalau anak nya itu lagi hamil muda. Jadi gue nggak perlu mikirin si Vanya tiap hari.." seru Keiva duduk dihadapan kedua anaknya lalu menyandarkan kepalanya di atas kedua tangannya yang ditumpuk diatas meja.
"Mama mou kipik?" sahut Azka yang memang mulai belajar bicara. Menyodorkan keripik kentang pada sang ibu.
"Makasih sayang.." ucap Keiva menerima keripik itu dan memakannya, sedangkan Azka kembali asik dengan kegiatannya.
"Udah lah.. lo balik masak gih!! Nanti laki lo pulang mau makan pake apa coba?!" Seru Keira.
Keiva tidak menjawab, tapi ia melakukan apa yang disuruh Keira.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Girls (END)
RomanceKeiva dan Keira namanya. Mereka hidup sempurna. Mempunyai orangtua, saudara dan sahabat yang menyayangi. Namun ada satu yang kurang. Yaitu pasangan.. *** "Gimana kalau kita taruhan?" Tanya Gafa "O-ok siapa takut!!" Jawab Keiva gugup Start: 14 sep 20...