81. Jatuh

141 15 7
                                    

Gaes.... aku up lagi nih...

Happy reading!!

😁😁😁

.
.
.

"Dari hasil lab, bapak dan ibuk tidak punya masalah apapun jika ingin memiliki momongan," jelas dokter.

"Tapi ... kenapa sampai sekarang saya belum hamil, Dok?" tanya Keira.

"Mungkin, Anda terlalu lelah atau banyak pikiran. Cobalah untuk memulai hidup sehat, agar kalian bisa secepatnya punya anak." dokter itu tersenyum.

"Baiklah, Dok. Terimakasih," ucap Kenzo dan membawa Keira pergi dari ruangan dokter itu.

Di sepanjang jalan pulang, Keira hanya melamun dan tanpa sadar air matanya mengalir keluar.

"Kei ... kamu kenapa?" tanya Kenzo menggenggam lengan Keira lembut.

"Kapan kita punya anak Ken?"

"Kita harus banyak usah lagi ya ... Mungkin Tuhan belum mempercayai kita untuk punya anak," jelas Kenzo.

"Udah ... Jangan nangis lagi ya. Kita akan menjalani ini bersama. Mengerti?" Keira mengangguk sebagai jawaban. Wanita itu juga menggenggam lengan Kenzo sembari tersenyum.

Sesampai di rumah, kembarannya menghampiri Keira yang baru masuk rumah.

"Gimana Kei?" tanya Keiva.

"Dokter bilang baik-baik aja kok," jawab Keira.

"Hmm ... lo sabar ya Kei. Gua yakin,  secepatnya elo sama Kenzo bisa punya momongan," ucap Keiva menyemangati.

"Iya. Makasi Iv." Keira tersenyum pada kembarannya itu.

***

Keira bergegas menuruni anak tangga, ia tidak mau terlambat membawa pesanan bucket ke acara sang bunda.

"Iya Bunda ... tenang aja, Kei nggak bakal lupa kok," seru Keira pada benda pipih yang ia tempelkan di telinganya. Karena gadis itu tak berhati-hati, salah satu kakinya terpeleset.

Brukk ...

"Astagfirullah ... Keira! Kamu kenapa, Nak?" tanya Arla yang terdengar dari telpon. Suara jatuh Keira di ketahui Arla karna handphonenya terbanting. Keira tentu tidak mendengar pertanyaan Arla, karna handphone nya terpental jauh.

"Bunda ... Kei jatuh dari tangga," adu Keira pelan menahan sakit.

Tak tahu terdengar apa tidak oleh sang ibu, karna ia juga bingung harus berbuat apa, badannya terasa sangat sakit dari pinggang ke ujung kaki. Ia hanya bisa tiduran di atas lantai.

"Ya ampun, Keira!" suara Kenzo terdengar dari pintu masuk, pria itu menghampiri istrinya, membantunya untuk bangun.

"Ken ... sakit!" ucap Keira.

"Mana yang sakit?" tanya Kenzo membantunya berbaring di kursi.

"Punggung, pinggang, kaki aku sakit," jawab Keira.

"Ya ampun ... emangnya kamu kenapa? Kok bisa gini?"

"Aku jatuh dari tangga, aku nggak hati-hati tadi, soalnya aku sambil telponan sama bunda. Eh ... ya ampun, Ken tolong ambil handphoneku, mungkin bunda masih ngomong di telpon," seru Keira menunjuk handphone nya yang tergeletak.

"Udah ditutup telponnya," ucap Kenzo saat melihat layar handphone sang istri.

"Ken ... aku harus antar bucket bunda, katanya temen bunda mau datang."

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang