76. Ide receh Kenzo

673 49 9
                                    

Satu bulan kemudian setelah pernikahan Vanya..

"Keira.." panggil Kenzo menyenggol lengan Keira yang sibuk dengan laptopnya. Di sana juga ada teman-teman mereka, alias Farhan bersama Mida, Abi bersama Neri, dan Romeo yang asik mengganggu Monic. Sebenarnya mereka sedang mengerjakan tugas kelompok.

"Hmm.." jawab Keira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kei.." panggil Kenzo lagi.

"Apa sih Ken?" kini Keira menatap Kenzo.

"Btw.. kita udah berapa lama sih pacaran?" Tanya Kenzo menyelipkan rambut Keira yang terjuntai kebelakang telinga.

"Mm.. nggak tahu. Aku juga nggak inget." Jawab Keira seadanya dan kembali beralih pada laptopnya.

"Aku rasa udah lama deh.." seru Kenzo menatap langit yang sedang cerah.

"Emangnya kenapa Ken?" Tanya Keira melirik Kenzo sebentar.

"Kamu.. nggak iri apa? Sama Vanya?" Tanya Kenzo.

"Iri? Kenapa aku harus iri?" Tanya Keira balik.

"Ishh.. nggak peka banget sih jadi cewek!!" Gumam Kenzo.

"Apa? Kamu bilang apa tadi?" Tanya Keira yang sedikit mendengar gumaman Kenzo.

"Nggak. Nggak ada apa-apa kok." Jawab Kenzo. Keira hanya mengangguk dan kembali sibuk dengan dunianya.

Kenzo mengeluarkan kotak kecil disaku celananya.

Duuhh.. gimana bilangnya ya..- batin Kenzo memutar-mutar kotak kecil yang ia pegang, pria itu juga mengingat perkataan kedua orangtuanya.

Flashback..

Sepulang dari pernikahan Vanya..

"Zo.. hubungan kamu sama Keira gimana?" Tanya sang ibu, Helena.

"Ya.. gitu-gitu aja Mi. Kenapa emang?" Tanya Kenzo balik.

"Kamu ini nggak ada niatan buat jadiin Keira istri kamu?" Tanya ayahnya, Herman.

"Maksud Papi apa sih?" Tanya Kenzo.

"Ya ampun Kenzo.. Maksud Papi kamu itu, kamu harus segera lamar Keira. Lagian kamu sama Keira itu sudah lama pacaran. Kamu nggak iri apa sama anaknya Safina itu. Siapa namanya Pi?" Tanya Helena menatap sang suami.

"Vanya Mi.." jawab Herman

"Iya Vanya. Kamu nggak iri sama dia yang udah bersuami? Yang ada nanti si Vanya itu merasa lebih unggul dari kamu, karena dia udah nikah duluan.." jelas Helena. Kenzo yang mendengarnya, menghela nafas pelan.

"Mi.. kalau ditanya Kenzo mau nikah sama Keira, Kenzo bakal jawab iya. Keira sama Kenzo masih kuliah. Kenzo berpikir kalau Keira pasti belum mau berkeluarga, belum lagi kita sekarang berada di semester akhir. Juga.. Kenzo belum bekerja, gimana Kenzo bisa menafkahi Keira nanti.." Kenzo menunduk diakhir kalimatnya.

"Zo.. Papi kamu ini seorang pengusaha. Siapa lagi yang bakal melanjutkan perusahaan Papi kalau bukan kamu." Kata Herman.

"Sebenarnya Papi ingin sekali kamu menggantikan posisi Papi sebagai pemimpin dan pemilik perusahaan itu dari dulu, tapi Papi berpikir kalau kamu masih ingin menikmati masa muda kamu, makanya Papi tidak memaksa kamu.." jelas Herman.

"Zo.. Mami juga ingin sekali cepat punya menantu, juga cucu. Mami iri sama Arla juga Safina. Arla sudah punya cucu dua. Safina bentar lagi bakal punya cucu. Lah Mami??"

Twins Girls (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang