Tubuhnya terasa dingin. Sangat dingin meski dingin adalah elemennya sendiri namun kali ini terasa berbeda... Tapi mungkin itu maklum dikarenakan ia berada di tengah puing-puing pesawat angkasa lepas.
Boboiboy Ais kini tengah berbaring atau tergeletak ditengah stasiun yang hancur itu. Di samping tubuh rekan dan saudara-saudara nya yang sudah membeku.
Tubuhnya penuh luka dan debu namun dirinya masih bisa bernafas, tidak seperti yang lain.
*Setidaknya kami akhirnya bisa beristirahat dengan tenang... *
Pertempuran sebelumnya benar-benar menguras tenaga dan otak mereka hingga batas, melawan kumpulan Alien yang tidak hanya kuat namun juga licik membuat mereka tidak bisa beristirahat dengan benar.
Mana lagi mereka juga dalam kondisi emosional yang tidak bagus.
Beberapa kali operasi sebelumnya gagal hanya karena masalah pribadi mereka.
Dan kini, mereka memilih mengorbankan semuanya.
Ini juga pertama kalinya pertempuran mereka tidak diakhiri dengan tembakan laser si bungsu ataupun semacamnya.
Karena ternyata kelemahan musuh terletak pada elemen nya. Elemen ice... Namun itupun diperlukan jumlah energi yang besar untuk bahkan mengalahkan musuh dalam keadaan melemah...
Maka Ais, untuk pertama kalinya hanya di izinkan menyerang begitu saudara dan rekannya yang lain tumbang melemahkan musuh.
Ais melihatnya,
Bagaimana Halilintar dan Blaze hampir terbelah kalau bukan karena Taufan yang menerbangkan mereka menjauh dari musuh.
Bagaimana Thorn dan Gempa berusaha untuk membantu melindungi dan menyembuhkan teman dan saudara-saudara mereka sementara tetap mengurung dirinya di kurungan tanah.
Tidak ada ekspresi pada Solar yang biasanya penuh rasa kepercayaan diri dan Taufan yang penuh keceriaan itu.
*Mengerikan... *
Hanya itu yang ia rasakan saat dikurung dalam tanah itu...
Mereka tahu... Rencana bunuh diri mereka ini akan berdampak sangat besar... Bagi mereka sendiri maupun orang lain...
Ais sudah pernah menolak rencana gila ini. Bagaimana mungkin ia bisa mengorbankan saudara nya sendiri?
Namun daripada membiarkan lebih banyak orang yang akan merenggang nyawa jika musuh tidak dihentikan disini membulatkan tekad mereka.
Dan lagi, Yang mengusulkan nya bukan Solar ataupun Gempa, Bukan Ying atau Yaya... Fang, Gopal, dan Halilintar juga bukan...
Itu Blaze. Dari semua orang, Blaze, meski terkenal dengan temperamennya sebenarnya adalah anak yang baik dan penuh perhatian... Terutama pada teman dan saudaranya.
Maka Ais merasa kehilangan nyawa begitu Blaze mengatakannya, Dengan penuh keyakinan yang kuat dan wajah tak gentar ketika menerangkan rencana yang bahkan Solar tidak pikirkan.
Ada beberapa argumen. Tapi semuanya direndam begitu Gempa setuju. Demi keselamatan galaksi. Pengorbanan itu diperlukan.
Ais benci itu. Benci bagaimana ia akhirnya juga menjalankan rencana itu. Benci bagaimana hanya dia yang masih bernafas melihat saat terakhir mereka. Benci sendirian ditengah angkasa yang sunyi.
Padahal Ais berfikir, Jika ini semua telah berakhir.... Ia ingin berbaikan dengan saudaranya, Ingin bercengkerama, Ingin bersantai tanpa memikirkan nasib dunia.
"Ahh.." betapa menyenangkan nya itu.
*Aku ingin istirahat... Kakak...Dan adikku juga... Hm... Aku akan menyusul... Ya...Menyusul.*
Ais dengan tenang bernafas... Membiarkan sensasi beku menjalar ditubuhnya. Tidak akan ada yang menolong. Dan jam mereka sudah rusak.
Saatnya tiba untuk beristirahat damai.
Afterword :
Fanfic kingdom Au pertama Moss. Karena yang laen nggak ada yang pake Ice jadi ku pikir kenapa nggak buat aja? Biasanya Halilintar, atau Solar.
Baru pertama bikin fanfic, jadi maap kalo ada kesamaan cerita dll. Mungkin terinspirasi dikit tapi plot nya saya coba bikin sendiri kok...
Ada saran untuk alur kedepannya?
–Salam Moss
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasy[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...