Mario

29.4K 666 166
                                    

Miley Cyrus_Malibu
_____________________

Lagu Malibu yang dibawakan Miley cyrus terdengar mengalun indah ditelingaku, entah mengapa aku begitu menyukai lagu yang satu ini. Buku yang berada di pangkuanku saat ini tengah terbuka lebar memperlihatkan sebuah halaman yang membuatku lebih memilih mendengarkan musik dari pada membacanya.

Aku mencintaimu hingga takdir memisahkan kita...

Bullshit!

Mengapa novel ini terlihat berlebihan sekali? Tidak ada istilah cinta sampai maut memisahkan dalam kamus hidupku, karena cinta adalah kebodohan sesaat yang hanya akan membutakan logika manusia. Aku bicara kenyataan! Kalianpun bisa melihat banyaknya manusia yang pada akhirnya memilih berpisah hanya karena sebuah alasan yang menurutku sampah.

'Kita tidak bisa bersama, pemikiran kita beda dan akan selalu begitu'

atau

'Maaf, kurasa kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi'

Dan khusus untuk kalangan remaja menjelang dewasa sepertiku alasannya sungguh gila! seperti ingin fokus sekolah ataupun menyelesaikan kuliah terlebih dahulu. Mencari - cari alasan emang.

Sekian lama aku terdiam hingga deringan ponsel menyadarkanku dari lamunan tak penting barusan. Dering panggilan tersebut sungguh memekakkan telinga hingga membuatku langsung mencabut paksa earphone putih dari kedua telingaku.

Tertera nama 'Mama' yang membuatku ingin sekali mendengus kesal. Istighfar Selena! Ini mamamu, wanita yang melahirkanmu ke dunia yang kejam ini.

"Ya, hallo"

"Akhirnya! Ele temani mama ke rumah sakit yuk, Sayang?!" Aku mengernyit bingung. Tidak biasanya mama pergi kerumah sakit.

Selena, berpikir apa kau ini?

Bukannya bertanya mama sakit apa? Kau malah bergelut dengan pemikiran bodohmu sendiri.

"Ele, kamu masih disana kan, nak?"

"Iya, Ma"

"Memangnya Mama sakit apa sih?" Tanyaku tak sabaran.

Mama terdiam sebentar seakan memikirkan sesuatu. Tidak mungkin kan beliau saat ini tengah memikirkan sedang sakit apa padaku?

"Pokoknya 10 menit lagi kamu harus sampai di depan butik Mama! Bye sayang"

Tuttt

Hampir saja aku berteriak kesal jika tidak segera beristighfar berkali kali dalam hati. Mama pemaksa dan seharusnya aku sudah hapal akan hal tersebut. Aku bangkit dan memasukkan kembali barang barangku kedalam ransel termasuk laptop dan buku sialan tadi. Sebelumnya, aku sudah menghubungi Nindy kalau aku tidak bisa hadir di kelas selanjutnya karena izin menemani mama. Tentunya aku juga sekalian titip absensi kehadiran.

Diparkiran, aku bertemu Mario bersama teman temannya yang kadang membuatku sulit menghapalkan nama mereka saking banyaknya. Sekedar pemberitahuan, Mario mantan pacarku yang sampai sekarang masih belum terima aku putuskan begitu saja. "Mario, aku jauh lebih tidak ingin berpisah darimu jika kau ingin tahu" ucap batinku sendu.

Berjalan santai seperti tak terjadi apa apa malah membuat suasana menjadi canggung sendiri, apalagi salah satu teman Mario bersandar di mobil merahku sambil tertawa. Apa mereka tidak sadar akan kedatanganku?

Aku bingung ingin melakukan apa? Urat malu tiba tiba muncul jika aku mengusir makhluk tak berdosa itu dari mobilku. Tapi jika tidak, bisa lumutan aku di sini yang hanya berdiri bodoh menunggu mereka pergi dari parkiran. Entah ingin bersyukur atau mengutuk keadaan saat ini, salah satu teman Mario menyadari kehadiranku dan menyapa dengan ramah, dia bahkan melambaikan tangannya kearahku.

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang