[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️

💚25

Membayar cerita ini hanya cukup dengan menekan bintang. Trims

✖✖✖

Warning!!! 17+
Sorry for typo's

Jaemin berjalan begitu cepat setelah sampai di rumah. Kalau ia pikir sejak tadi pagi Felicia diajak pergi oleh Mark, mungkin sudah sekitar hampir 9 jam Felicia di sembunyikan.

Membuka pintu dengan kasar, Jaemin langsung saja menuju kamar Felicia yang berada dibelakang dapur, tepatnya disamping gudang.

"nak Jaemin-"

Brak!

Bahkan Jaemin sampai mengabaikan panggilan sang ibunda Felicia, dan lebih memilih membuka kamar mereka tanpa permisi. Ya walaupun Jaemin adalah pemilik rumah.

"Felicia belum pulang?" tanya nya dengan tatapan khawatir yang tertutup oleh tatapan datar milik Jaemin.

Ibu Felicia menggeleng. "memang kenapa? Kamu kenapa buka kamar kita kaya gitu?"

Jaemin memejamkan matanya. Ia tak mungkin memberitahu semua ini.

"bukan apa - apa."

Setelah itu Jaemin memilih pergi dan menelepon Felicia sekali lagi. Walaupun sudah berkali - kali tetap saja ponsel Felicia tak aktif.

Jika dilihat lagi, Ibunya sama sekali tak merasa khawatir kenapa Felicia belum kembali. Ada benarnya juga, ini belum 24 jam, tapi kan ini sudah lewat dari jam sekolah.

Pikiran itu terus berputar diotak Jaemin. Tiba - tiba satu orang muncul dibenak pria ini, Haruto. Benar, Haruto sahabat Felicia satu - satunya.

Jaemin kembali berlari menuju arah dapur, dan melihat sang bibi yang sedang membuat jus untuk ibundanya.

"bi, aku boleh minta nomornya Haruto?"

Mendengar itu, Ibu Felicia mematikan blendernya dan menatap Jaemin. "untuk apa?"

"ini penting, nanti bisa saya jelaskan. Saya cuma butuh nomornya Haru."

"ini hari rabu, Felicia sama Haruto mungkin lagi les makanya dia pulang lebih lama dari biasanya. Kamu keliatan khawatir, kenapa Jaemin?"

Jaemin langsung menggeleng. "engga, bukan itu. Tolong, saya minta nomornya Haruto."

Sang bibi yang menatap heran pada Jaemin, kini mengambil ponsel jadulnya di kantong apron dan memberikan nomor Haruto pada Jaemin tentunya.

"ini."

Jaemin melirik sebentar pada sang bibi, lalu mengucapkan, "makasih." dan pergi begitu saja.