🍏24.2

6.6K 855 199
                                    

Warning typo's.

🍍🍍🍍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍍🍍🍍





Jaemin baru sampai di rumah. Masih didalam mobilnya, Jaemin bisa melihat Felicia yang tengah bermain bersama Jeni di tamannya yang luas itu. Felicia tertawa keras saat Jeni tak sengaja memuncratkan jeli ke wajahnya sendiri.

Sebelum turun dari mobil, Jaemin memastikan wangi tubuhnya tidak seperti wangi parfum milik Minjoo. Ia hanya tak mau membuat Felicia curiga padanya.

"loh, udah balik?"

Jaemin tersenyum, ia mendekat dan mengecup pipi istrinya. "Jisa mana?"

"Kak Jisa lagi di kamar mandi." Felicia menatap Jaemin yang wajahnya terlihat lelah. Ia membenahi dua kancing kemeja sang suami dengan memasangkannya. "kamu capek banget keliatannya, kerjaan kamu banyak ya?"

Felicia tak bohong, ia sedih melihat Jaemin yang terlihat kelelahan seperti ini. "engga kok, capek aja mata aku lihat ke layar laptop terus."

"lagian kenapa sih berangkat kerja rapi banget, pulang - pulang baju berantakan gini."

"Mama, Jeni mau dipangku.." celetuk Jeni yang merasa bosan sendiri karena kedua orang dewasa ini mengabaikannya.

"eh, iya sini-"

"ih jangan. Nanti perutnya meledak gimana?" canda Jaemin pada gadis kecil bernama Lee Jeni itu.

"mana ada perut meledak, kecuali kalo diisi bom. Papa mau bohong bohong ya sama Jeni?"

Felicia menahan tawanya, ketika melihat wajah Jaemin yang merasa kalah pada anak kecil. "udah sini duduk. Papa Jaemin cuma iri aja sama kamu."

Mendengus kesal, Jaemin pun menyender pada bahu istrinya. Mereka duduk bersama sembari Jeni yang berbicara membuat Felicia selalu tertawa, karena cara bicara Jeni yang terlalu dewasa untuk seumuran dia.

"Jaem, udah balik kamu? Kalau gitu aku telepon Jeno dulu suruh jemput nih." ucap Jisa yang ikut duduk di kursi sebelah.

"Jeno emang udah balik dari kantor?" tanya Jaemin.

"udah sih, dia selalu pulang jam segini. Kalau lembur pun, pasti dia kabarin lebih dulu."

"oh, ya kalau belum bisa gue yang anterin."

"gak mau! Jangan bun, Jeni gak mau sama Papa Jaemin. Dia nakal!"

Jaemin membuat matanya membulat, ia menggelitik pinggang Jeni membuat anak kecil itu tertawa. "beneran ni ga mau? Nanti minta mainan ujung - ujungnya kesini."

"eh, iya ampun - ampun pa, tadi ga sengaja bilang kaya gitu."

Felicia benar - benar tertawa, karena Jeni mengucapkan kalimat itu sambil kedua tangannya yang mengatup meminta ampun. "Jeni, pinter banget ngomong ya kamu ih lucu!"

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang