🍏25.2

7.6K 931 108
                                    

Warning Typo's

🍍🍍🍍

"nih, aku udah siapin seafood kesukaan kamu." ucap Felicia ketika melihat Jaemin yang sudah selesai membersihkan diri.

Namun yang diperhatikan Felicia adalah, wajah Jaemin yang terlihat tak enak badan atau entahlah seperti tak ada niat untuk melakukan apapun.

"Jaemin? Kamu gapapa kan?"

"uh?" Jaemin yang sudah duduk, menoleh pada Felicia. Ia hanya mengerjapkan matanya berkali - kali, dan menggeleng. "ga ada."

Melangkah, mendekati Jaemin, Felicia mengusap bahu lebar itu. "kenapa? Ada yang mau kamu omongin sama aku?"

Tak ada jawaban, Jaemin hanya mendongak, "aku- ga selera makan.." beberapa detik kemudian, Jaemin menarik Felicia menjadi duduk diatas pangkuannya.

"kangen,"

Jaemin memeluk tubuh Felicia. Ia bersandar dan memejamkan matanya. Seperti ada gangguan saat ia memikirkan istrinya karena ulahnya tadi.

"Fel, aku kangen.."

Felicia hanya diam. Ia tidak tahu mengapa Jaemin bersikap seperti ini. Sedikit berbeda.

"i-iya kenapa? Hm?" kedua tangannya mengusap lembut pipi Jaemin. Jaemin hanya diam membiarkan kepalanya bersandar pada punggung kursi. Ia membiarkan Felicia yang memang sedang memperhatikan wajahnya.

Hingga, Jaemin bisa rasakan jari istrinya yang menyentuh bibirnya. "Daddy kenapa, hm? Ada masalah di tempat kerja?"

Membuka matanya, Jaemin menggeleng, namun setelah itu mengangguk. "ah! Aku- ck, bukan masalah kantor sih,"

Felicia mengalungkan tangannya pada leher Jaemin. "apa memang?"

Tidak, Jaemin tidak mungkin menceritakan semuanya. Ia hanya ingin melupakan hal itu. Tapi- apa ia harus mengakui semuanya?

Tangan Jaemin mengusap wajah Felicia. "apa kamu marah, kalau aku cerita semuanya?"

"maksud kamu?"

"soal, aku yang bau mawar kemarin."

Felicia menatap Jaemin lekat. Perasaannya tak enak. "a-apa?"

"aku, bukan minta sama temen. Tapi, sekretaris aku, Minjoo. Dia butuh sandaran karena aku lihat dia emang lagi sedih."

Istrinya tak berkutik. Jantung Felicia cukup berdetak lebih cepat karena takut kalau mendengar hal yang tidak - tidak dari Jaemin. Namun, itu membuat tangannya yang mengalung menjadi sedikit longgar.

"aku peluk Minjoo. Orang tuanya cerai dan dia keliatan putus asa. Aku cuma nenangin dia."

Felicia mencoba tersenyum. "y-ya.. Gapapa. Iya gapapa. Kadang emang- perempuan butuh sandaran kalau lagi sedih—"

Jaemin menatap Felicia dengan wajahnya yang sedih. "kamu ga marah?"

Tertawa canggung, Felicia menggeleng. "ngga kok. Yang kamu lakuin bener.."

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang