Jaemin tak sendiri untuk pulang membawa Felicia kembali, tapi ia bersama Jeno yang menyetir mobil, dan Haechan disamping Jeno. Jaemin dibelakang memangku Felicia yang tengah merengkuh didalam dekapannya.
Jeno terus melirik melalu spion bagaimana Jaemin yang seperti melindungi Felicia. Mengelus lembut rambut panjang gadis itu, mendekapnya erat, dan sesekali Jaemin mencium kening gadis itu.
Teman - teman yang lain sudah ke rumah Siyeon untuk sekedar berkumpul. Haechan dan Jeno, mereka berdua tidak ada berbicara apapun. Mereka tau suasana saat ini.
Beberapa menit kemudian, telah sampai di rumah Jaemin. Jeno membawa mobilnya masuk setelah satpam membuka gerbang besar itu. Saat mobil terparkir, Haechan membantu Jaemin untuk membukakan pintu.
Felicia yang masih berwajah pucat itu kini setengah tak sadarkan diri. Dia memang mendengar semuanya, tapi matanya tertutup. Ia lelah, dan, takut.
"dia mau bilang gimana emang?" tanya Haechan pada Jeno yang memandang punggung Jaemin yang semakin menjauh.
"gatau lah gue. Udah, kita balik ke Siyeon. Kalau ada apa - apa pasti Jaemin hubungin kita. Ini urusan mereka, kita cabut aja."
.
"astaga ini Felicia kenapa?!! Jaemin!"
Jaemin yang baru masuk sudah disambut oleh teriakan ibunya sendiri yang terkejut. Ih tentu terkejut, melihat bagaimana keadaan gadis sma ini.
"ini udah kelewatan ma."
"ini minuman—"
Prang!!
Jaemin dan ibundanya langsung menoleh pada sumber suara. Ibunya Felicia, atau bibi mereka yang tak sengaja menjatuhkan gelas berisi jus.
"F-felicia?"
Jaemin memandang wajah ibu dari gadis itu. "Felicia baik baik aja. Saya bisa jelasin ini semua."
Sedangkan ibunya sendiri mengerutkan dahinya. "jelasin semua? Ini ada apa sih Jaem? Ini Felicia- bajunya mana?! Ini kenapa mer—"
"kenapa sama anak saya? Kenapa? Feli, Feli, nak bangun ini mama. Felicia!!"
Jaemin malah mengeratkan Felicia di gendongannya. Hingga wajah Feli berada diceruk leher Jaemin.
"tolong, Felicia hanya butuh istirahat sekarang."
Ibunya sudah menangis.
"mah, bantu aku. Tenangin mamanya Feli, sebentar." kata Jaemin pada ibunya. Lalu ia kembali menatap ibu Felicia.
"Felicia saya bawa ke kamar saya. Dia butuh tempat yang nyaman. Bibi kalau mau masuk gapapa."
Ibunda Jaemin, menyingkir membiarkan anaknya lewat yang terlihat gagah sambil menggendong Felicia seperti anak bayi. Tapi ia juga heran, seperti melihat ada sesuatu yang Jaemin sembunyikan pada ibunya sendiri.
"Nak Jaemin, ga perlu, Felicia bisa istirahat dikamarnya."
Mendengar itu, Jaemin berhenti melangkah dan kembali menoleh.
"tempat tidur itu ga buat Feli nyaman. Saya bukan bermaksud, tapi tolong, Felicia lelah, kesakitan. Saya gaakan ngelakuin hal apapun kalau bibi berpikir yang engga - engga."
Ibunya Jaemin melirik pada sang bibi setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut anaknya sendiri.
"iya, gapapa, udah sana aja Jaem bawa Felicia keatas." ini ibunya.
Lanjut berjalan, hingga masuk kedalam kamar, Jaemin meletakkan Felicia diatas ranjang. Direbahkannya tubuh gadis itu dan diselimuti.
Jaemin duduk disisi tubuh Feli. Tangannya mengusap rambut Felicia yang berantakan, dan juga terlihat basah karena keringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fiksi Penggemar[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-