"lo, suka sama gue?"
Jaemin masih diam menatap Felicia. Ia benar - benar menunggu jawaban dari pertanyaannya.
Felicia merasa kelu. Ia memang tak pandai menyembunyikan, atau membuat ekspresi yang berlawanan dengan perasaannya sendiri.
Kemudian Felicia menggeleng. "eng-engga kok. Buat apa?" ia tertawa canggung.
Ia melanjutkan kalimatnya, "untuk apa aku suka sama kakak. Ga pantas." namun dengan versi membatin. Iya hanya dalam hati.
Jaemin sedikit memberi jarak. "yakin? Kenapa mata lo bilang itu bohong?"
Na Jaemin, dia lelaki yang pandai. Tak mudah untuk dibohongi, ia tahu betul mana yang berbicara dengan jujur, dan bohong.
Felicia tak berani menatap mata Jaemin. Ia hanya melihat sekitar yang tentunya dengan penerangan minim.
Karena gadis didepannya ini hanya diam, Jaemin sedikit menoleh ke pintu untuk memastikan ibunya sudah tidak didapur lagi.
Namun— "bi, ini beresin ya tolong. Ingat dong kalau habis pakai langsung dibersihin lagi."
"maaf, saya segera bersihkan."
Felicia langsung menoleh ketika mendengar suara ibunya. Jadi, ibunya dibangunkan untuk membersihkan kekacauan darinya dan Jaemin?
Ia ingin keluar dan membantu ibunya, tapi Jaemin menahan tangan mungilnya itu.
"kak, aku harus bersihin itu dulu."
"gausah. Biar gue."
Jaemin kemudian ingin membuka pintu tersebut, namun ia menghentikan langkahnya. "jangan keluar kalau belum beres."
Ia benar benar keluar meninggalkan Felicia didalam sendiri.
Felicia terdiam. Ia menahan tangisnya. Dengan langkah pelannya, Felicia mendekat ke pintu dan mengintip sedikit pada ibunya dan Jaemin yang membantu.
"maaf, ini tadi saya mau buat sesuatu."
"aduh, gapapa. Kamu tidur aja, besok pasti kuliah kan? Udah gapapa biar bibi aja yang beresin."
Felicia benar benar menangis melihat itu. Kembali lagi, ia merasa lebih tak pantas lagi menyukai Jaemin. Ia hanya anak dari pembantunya. Dan, ia Jaemin adalah majikannya.
Tapi Jaemin tetap membereskan bahan bahan yang tak jadi dipakai. Laparnya jadi hilang karena Felicia.
"udah beres. Bibi tidur aja, saya masih ada kerjaan." hanya sebuah alasan.
Sang bibi kemudian mengangguk sembari tersenyum. Saat hendak pergi, langkahnya terhenti dan melihat Jaemin. "kamu, lihat Felicia?"
Jaemin berdehem. "ah, tadi. Iya. Dia, saya suruh ke gudang depan."
"ngambil apa?"
"ada, sesuatu. Saya perlu itu untuk besok. Bibi tidur aja, saya mau nyusul Felicia ke gudang."
Felicia melihat ibunya yang mengangguk, namun terlihat ragu. Meskpiun ragu, ibunya tetap kembali ke kamar, dan meninggalkan Jaemin yang terlihat bernafas lega.
Langsung saja Felicia keluar dan menutup pintu gudang itu dengan pelan agar tak mengeluarkan suara.
Ia melangkah pelan mendekati Jaemin. Dirasa ada seseorang disampingnya, Jaemin menoleh.
"makasih kak, maaf ngerepotin. Aku, mau balik."
Felicia kembali menuju kamarnya, dan Jaemin hanya diam memandang punggung sempit gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fiksi Penggemar[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-