Felicia dan Jaemin yang berjalan berdampingan, -tak lupa dengan tangan yang saling bertautan- harus lepas karena ibunda Jaemin yang tiba - tiba datang berboncengan dengan seorang petani.
"dek Feli? Ini ada yang cari kamu, untung aja saya—"
"aduh! Felicia tante kangen!!" Yoona yang begitu exited turun dari motor dan berlari kecil memeluk Felicia.
"l-loh tante, kenapa bisa?"
Jaemin pun sama, ia melongo melihat wanita yang melahirkannya ini kini berada tepat didepannya.
Yoona melepas pelukannya, lalu membuang nafas. Tatapannya pun beralih pada Jaemin yang tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"kamu kenapa ga kabarin mama?? mama selalu telfon kamu, tapi ga diangkat. Merasa depresi sendiri??"
"apasih, ma."
"apasih - apasih, kamu udah seminggu gaada kabarin mama. Kamu ga kasian sama mama yang merasa tersiksa di rumah? Enak - enakan tidur di rumah Jeno terus."
Felicia pun mendongak menatap Jaemin. Ia ingin tau apa maksud dari bibir majikannya dahulu.
"mah, jangan bahas disini."
"gimana ga bahas kalau mama selalu kepikiran? papa kamu sekarang sakit, apa gabisa kamu balik, dan ngomong baik - baik lagi? Hm?"
Wajah ibundanya yang sedih membuat Jaemin harus mengalihkan pandangannya. "mama tau gak sih kalau cowok itu udah berbuat apa?"
"tapi itu tetap papa kamu, Jaemin."
Diam sejenak. Jika seperti ini, Felicia tak bisa mengatakan apa - apa. Disini, memang masalah milik keluarga Jaemin, jadi Felicia yang berdiri ditengah - tengah antara mereka merasa canggung.
Ingin masuk kedalam rumah, tapi tak mungkin ia meninggalkan kedua tamunya ini yang jauh - jauh datang dari kota.
"terserah mama aja. Aku gamau balik kalau papa masih kasar. Terus mama kenapa bisa tau alamat cewe aku?"
Yoona mendelik kecil. Matanya secara bergantian melirik Jaemin dan Felicia. Felicia pun sama, ia malu, terkejut dan ingin memukul Jaemin.
'cewe aku'
"u..dah berani manggil Felicia 'cewe aku' didepan mama?"
"ngapain engga, mama juga udah tau." jawab Jaemin cuek.
"ekhem,"
Mereka bertiga menoleh secara serempak. Suara milik bapak petani yang mengantar Yoona pun kembali menghidupkan motor jadulnya.
"eh yaampun sampe lupa. Makasih ya, pak. Ini ongkosnya buat bapak"
Yoona memberikan tiga lembar uang kertas bernilai besar.
"eh? Gausah, saya disini bukan ojek. Kan saya bantu. Yaudah saya permisi. Mari."
Kepergian beliau membuat mereka hening kembali. Jaemin pun mendecak. "mama tau dari mana rumahnya Felicia? Jawab dong!"
"kepo banget? Dari siapa lagi emang? Ya Jeno lah. Katanya kamu tau dari Haru- hm, Naruto? Siapa??"
"Haruto tante."
"ah, iya itu kali. Lagian namanya lucu banget Haruto kaya Naruto gitu ya. Sakura gaada?"
"mah apasih galucu." Jaemin menatap Ibunya dengan tatapan datar.
"mama gapapa kan? Ada diapain sama papa?" Jaemin langsung saja menarik tubuh ibunya. Memeriksa keadaan ibunya yang ternyata ia lihat baik - baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fanfic[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-