🍏06.2

8.2K 1K 150
                                    

-jangan lupa vote-

🐝

🍍🍍🍍


"P-pak Jaemin-"

"Minjoo? Kamu kenapa bisa disini?"

Felicia sedikit menyingkir ketika perempuan bernama Minjoo itu masuk kedalam elevator. Dan sekarang ada mereka bertiga didalam.

"iya, saya tadi mampir ke tempat temen saya." jawab Minjoo dengan ragu. Matanya yang besar itu menatap Felicia dari bawah hingga atas. Melihat itu, Jaemin berdeham dan memperkenalkan Felicia.

"ah iya. Kenalin, dia calon istri saya, Felicia. Fel, ini Minjoo, sekretaris aku."

Felicia tersenyum menanggapi hal ini, ia pun mengulur tangannya kedepan untuk berjabat tangan dengan Minjoo, sekretaris calon suaminya.

Tanpa senyuman -karena Minjoo juga terkejut mendengar, inilah calon istri dari Jaemin- ia membalas jabatan tangan dari Felicia.

Ting.

"kalau gitu kita duluan. Ah iya hari ini kamu libur kan? Besok jangan lupa kamu yang lanjutin kerjaan saya. Kalau butuh bantuan, ada Junkyu sama Guanlin juga yang saya suruh."

Minjoo hanya mengangguk. Hingga kedua pasangan ini keluar, Minjoo juga tak menatap mereka, ia hanya menatap lantai yang begitu dingin itu. Pintu lift pun tertutup, membuat kedua mata Minjoo merasa perih.

"hhhhh, enggak. Masih cantikan juga gue dari pada calonnya. Bodoamat."

Ia menyemangati dirinya sendiri.

.

"Mama Feli!!!"

"hai, Jeni kamu udah gede aja." Felicia berjongkok agar ia bisa menyeimbangi tinggi badan Jeni.

Jaemin hanya tersenyum, kemudian tangannya mengusak rambut Jeni. "papa kamu mana?"

"ada kok. Papa!!"

Felicia melangkah bersama Jeni yang berada digendongannya. Sedangkan Jaemin menaruh hadiah kecil untuk putri sahabatnya ini, Lee Jeno.

Bersamaan saat Jaemin duduk di sofa, Jisa datang dengan nampan yang berisi dua minuman dingin dan satu mangkuk cemilan buah - buahan.

"sibuk banget kayanya nih," celetuk Jisa pada Jaemin, membuat laki - laki itu hanya tersenyum. "sibuk buat menata masa depan kan santai - santai aja."

"gue kira gajadi dateng lo." Jeno baru saja keluar dari kamar, kini sudah duduk dihadapan Jaemin.

"gimana? Jadi?" tanya Jisa, yang duduk disamping suaminya. Jika dilihat, Felicia dan Jeni sedang bermain dikamar Jeni.

Jaemin mengangguk. "doain lancar sampe hari h. Tapi, ya gue emang udah siapin semuanya. Semoga aja gaada halangan apa - apa."

"lagian lo, kita kita baru lo kasi tau. Kampret emang."

"kan yang terpenting gue ngundang kalian semua. Yakali engga. Kita udah melewatkan masa - masa indah buruk bersama, jadi harus saling terikat sampe kita berambut putih."

Jeno seperti akan mengeluarkan semua isi perutnya mendengar bahasa yang dikeluarkan Jaemin. "alay banget."

Jisa hanya tertawa. "eh, ini apaan?" tangannya mengambil paperbag berwarna soft pink, yang diyakini untuk Jeni anak mereka. "ini, buat Jeni?"

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang