Jaemin fokus menulis apa yang sang dosen jelaskan didepan. Tak sesekali ia terus melihat ponselnya, guna untuk mengecek apa Felicia ada memberinya pesan atau tidak.
Hingga waktu belajar sudah habis, Jeno menatap sahabatnya ini heran. Ia menggelengkan kepalanya. Jeno sudah tahu yang pasti sekarang Jaemin merindukan gadisnya yang sudah seminggu lalu dirumahnya.
Jaemin juga banyak menyusul tugas karena ia membolos kuliah. Teman - temannya sangat mengapresiasi bagaimana cekatannya Jaemin dalam mengerjakan tugas dalam waktu yang singkat.
Jangan salah, kekuatan cinta memang banyak membuat hal positif.
"gue duluan!" teriak Jaemin pada teman - temannya dengan berlari.
"woy, charger lo Jaem!!" -Renjun
"ckck, tu anak ya." -Dejun
Jeno hanya terkekeh. "udah lah. Ayo, kita balik."
.
Felicia menatap lurus pada arloji yang terpajang dengan elegan disana. Gadis ini baru sehabis pulang dari kerja paruh waktu.
Ia sangat beruntung hari ini. Restaurant tempat ia bekerja tadi banyak pesanan. Entah pembeli dari perusahaan atau apa, pada intinya, Felicia mendapat upah lebih.
Tanpa ragu lagi ia masuk kedalam toko arloji itu. Ia menatap jam tangan berwarna abu berbahan stainless. Ia membayangkan bagaimana saat Jaemin memakai benda ini.
"selamat sore, ada yang bisa saya bantu?"
"oh-" Felicia cukup terkejut.
Seorang wanita pekerja ditempat ini menghampiri Felicia, karena sedari tadi Felicia hanya diam sembari tersenyum.
"hm- boleh lihat jam ini?"
"tunggu sebentar ya." wanita ini tersenyum manis dan mengambilkan jam tangan yang dimaksud Felicia.
Tangannya yang mungil mengambil arloji itu dan memasangnya dipergelangan tangan. Tentu saja sangat besar ditangannya.
"aku, ambil ini."
"baik, bisa ditunggu sebentar ya. Kami akan membungkusnya dan memberi nota."
Felicia mengangguk. Ia duduk disofa yang telah disiapkan. Sudah hampir seminggu Felicia bekerja paruh waktu, dan ia sangat senang karena bisa menyatu dengan lingkungan kerjanya.
Apalagi pemilik restaurant tempatnya bekerja sangat ramah padanya.
Felicia menyalakan ponsel yang memang ia matikan. Ia takut terganggu, makanya ia mematikan ponselnya. Hm, ngomong - ngomong, ponsel yang ia bawa adalah ponsel yang Jaemin belikan tempo lalu.
Sudah kembali lagi.
Cukup terkejut karena pesan dan panggilan tak terjawab dari Jaemin semua. Baru saja ia akan melihat isi pesan dari Jaemin, tapi Jaemin sudah meneleponnya lagi.
"Kak Jaemin,"
"kamu dimana??"
Felicia berpikir sebentar. "aku di... Deket sekolah. Kak, ketemu yah, di—"
"biar aku jemput, kamu tunggu disana"
"eh tapi-
Tut.
Sambungan sudah terputus. Buru - buru saja Felicia berdiri untuk membayar arlojinya. Dan kebetulan sudah selesai dibungkus dengan kotaknya, dan sudah dimasukkan kedalam paper bag.
"untuk biaya arlojinya, 400 won."
Felicia sempat tercengang mendengar berapa biaya arloji itu, tapi pada akhirnya ia juga memberikan kartunya. Yah, untung saja lebih dari cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fanfiction[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-