💚37

9.6K 1.3K 140
                                    

Apa ada yang rindu?
Ramaikan = double up.
Hayo bisa gak ya....

Hayo bisa gak ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Warning typo's!!
💚💚💚💚💚💚




Felicia berdiam diri didepan gerbang rumahnya -ralat, rumah Jaemin maksudnya. Ia sudah lengkap dengan seragam sekolah, meskipun seharusnya ia masih ada sehari untuk libur.

Sesuai dengan apa yang dikatakan Ayah Jaemin, Felicia tak bisa melakukan apa - apa lagi. Ia harus pindah, dari rumah ini. Tentu, bersama ibunya.

Ibunya sendiri sudah tau, ibunya bahkan tak mengatakan apa - apa pada ibunda Jaemin. Jadi, nanti malam ia akan pindah secara diam - diam dengan meninggalkan surat diatas meja.

Jadi, ehm, hari ini, hari terakhir Felicia menghabiskan waktu di kota besar ini, sebelum harus pindah ke desa yang terpencil. Yang intinya, jauh dari Jaemin.

Felicia tidak memikirikan hal lain, ia lebih memilih pindah jauh, ketimbang, nanti Jaemin yang akan dipindahkan ke Aussie. Itu lebih menyakitkan. Sungguh.

Oke, itu baginya.

"Fel?"

Felicia mengerjapkan matanya berkali - kali. Ia terkesiap. Menoleh kesamping, ternyata Haruto.

Haruto sempat diam melihat bagaimana Felicia yang semakin, cantik.

Padahal hanya tiga hari tidak bertemu.

Felicia tersenyum manis, ia mendekat dan kini berdiri disamping Haruto yang sangat jauh berbeda untuk tingginya.

"gue udah bilang gausah dijemput, keras kepala banget." tangan Felicia mengetok pelan kepala Haru.

Haruto kemudian mendengus. "tau yang habis liburan, ga ngabarin."

Langkah demi langkah yang mereka jalani dengan santai, Felicia tak dapat berhenti tersenyum melihat bagaimana wajah Haruto yang terlihat.. Entahlah, khawatir? Rindu? Kesal?

"Haru, ehm, sekolah gimana?"

Haruto mengerutkan keningnya. "sekolah ya diem aja disitu situ doang, ga kemana - mana." jawabnya santai.

"bukan itu maksdunya,"

"apasih— oh.."

Kemudian mereka diam. Haruto paham, apa yang dimaksud Feli. Berita yang kemarin malam ia kirim pada Felicia, semua, satu sekolah, sudah tau.

Felicia mengeratkan genggaman tangannya pada tas ransel berwarna biru langitnya itu.

Haruto memejamkan matanya. Ia menarik nafas, dan ia hembuskan. Felicia tidak tau bagaimana keadaan sekolah kemarin. Untung saja dia tidak masuk sekolah, kalau iya, mungkin Felicia bisa menangis bagaimana mendengar murid - murid disekolah yang bergosip tentangnya.

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang