🍏16.2

7.6K 865 60
                                    

Warn typo's

—i love you ³thsnd—

🍍🍍🍍

Jaemin terbangun ketika suara ponselnya bergetar keras disamping nakas. Ia sempat menoleh pada Felicia yang masih tertidur pulas dengan bahunya yang sebagai bantal sang istri.

Ini jam 3 dini hari, dan, siapa yang meneleponnya diwaktu seperti ini?

Bagaimanapun, Jaemin tetap mengangkat telepon dari nomor tak dikenal. Bisa saja itu penting bukan?

"halo?" sapa Jaemin, dengan suara pelannya. Ia takut membangunkan sang istri.

"ini, Jaemin?"

Suara berat nan serak dapat Jaemin dengar, laki - laki ini mengerutkan dahinya. "iya, benar ini saya. Anda siapa?"

Helaan napas dikeluarkan oleh si penelepon. "tolong, kamu jaga anak Papa baik - baik."

Sampai disini saja, Jaemin baru sadar kalau, suara itu adalah suara dari ayah Felicia. Karena Jaemin sedikit terkejut, ia hampir ingin duduk dan membuat Felicia terusik. Jaemin pun kembali dengan posisi nyaman agar Felicia tetap tertidur.

"P-papa? Ada apa? Kenapa nelpon jam segini?"

Tak ada jawaban, Jaemin mengira sambungannya sudah mati, tapi ternyata masih tersambung.

"halo? Pah?"

"maaf, kalau selama ini papa ga menjadi papa yang baik untuk Felicia. Tolong, kamu jaga dia, kamu suaminya... Bisa menjadi temannya.. Bahkan bisa menjadi sosok Ayah untuknya."

Menelan salivanya, Jaemin merasakan sesuatu yang tak nyaman saat mendengar Ayah mertuanya mengatakan kalimat seperti itu. Jaemin juga bisa dengar, napas sang ayah mertua terdengar tidak baik - baik saja.

"papa dimana sekarang?"

Tawa kecil terdengar. "tenang, Papa masih didalam sel. Papa masih menjalani hukuman yang seharusnya papa dapatkan. Tapi— J-jaemin.. Felicia itu anak kesayangan— "

Tut.. Tut..

"h-halo? Halo?! Papa?!!"

Wajah Jaemin terlihat cemas. Teriakannya tentu membuat Felicia terbangun. Dengan napas yang tersengal, Jaemin langsung saja turun menuju dapur tak lupa dengan ponsel ditangannya.

Felicia yang masih mengantuk itu menjadi hilang karena Jaemin terlihat begitu cemas. Ia menyusul, dan menemukan Jaemin sedang meneguk air putih dengan tak santai.

"Jaem, kenapa?"

Jaemin menoleh. Ia menatap wajah Felicia lamat - lamat, dan mengingat kata sang ayah mertua. Ia tanpa disuruh pun, Jaemin sudah pasti akan menjaga istrinya. Tapi, kenapa ayah mertuanya mengatakan kalimat seolah - olah ini, salam terakhirnya.

"..ng-nggak. A-aku mimpi buruk aja."

Langkah kecil Felicia mendekat, lalu masuk kedalam pelukan Jaemin. "mimpiin papa?"

Seharusnya Jaemin memberitahu ini, tapi rasanya enggan. Ia, tak mau membuat Felicia, atau yang lainnya cemas. Ia harus memeriksa semuanya nanti pagi.

Jaemin menaruh gelas putih di wastafel, lalu membalas pelukan istrinya. "hm, kaget aja. Makanya aku kirim pesan ke papa."

Berbohong untuk kali ini saja.

"kamu bikin aku deg - degan Jaem, aku kira apa. Ayo balik tidur lagi."

"maaf. Ayo, balik ke kamar."

Jaemin menarik tangan Felicia, namun, perempuan ini tak berjalan dan menatap Jaemin lesu.

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang