Felicia sudah pulang dari sekolahnya. Kini ia berjalan dengan pelan, sembari menikmati angin yang menyentuh kulitnya. Cuaca di kota hari ini cukup bagus, dan udara juga membuat para pejalan kaki merasa nyaman untuk dihirup.
Kini, Felicia berjalan di gang yang sepi. Tepatnya, gang ini adalah bekas rumahnya tinggal dahulu. Ya belum cukup lama ia meninggalkan tempat tinggalnya ini.
Sampai didepan gerbang yang sudah terlihat rusak, berwarna hijau tua itu, Felicia hanya diam menatap bekas rumahnya.
"masih sama." gumamnya.
Ia ingat betul bagaimana rumah kecil ini disita, dan ia beserta ibunya diusir secara paksa oleh beberapa orang ber-jas hitam. Itu karena ayahnya yang kalah berjudi hingga mengorbankan rumahnya sendiri.
Yang paling diuntung, majikan ibunya sangat baik, dan membiarkan dirinya tinggal bersama. Walaupun di gudang yang tak terpakai, setidaknya itu cukup untuk dirinya, dan ibunya.
Dan sekarang, Feli tak tahu dimana ayahnya.
Ia hendak berbalik, pikirannya tentang Jaemin yang menyuruhnya langsung pulang langsung teringat.
.
"pa..papa.."
Jaemin terkekeh melihat Jeni yang duduk diatas meja makan sambil mengacak ngacak mainannya.
"papa kamu sibuk pacaran sama mama kamu." kata Jaemin.
Jeni menggeleng dengan lucunya. Ia terus menunjuk Jaemin, sambil berkata. "..papa."
Jaemin yang sedang mengerjakan tugas di laptop itu, kini menunjuk dirinya sendiri. "papa? Oh iya, kamu banyak punya papa ya, ada berapa?"
Jeni yang sudah mengerti bahasa itu- tentu karena ia sudah akan menginjak umur 2 tahun. Tangan Jeni menunjuk angka lima, dan membuat Jaemin tertawa lepas. Padahal yang dimaksud Jaemin itu empat, papa Jaemin, papa Haechan, papa Renjun, dan tentu papa Jeno.
"hadoh Jen gausah imut gini, jadi pengen buat satu kan."
"halah, mau buat sama siapa emang? Jomblo juga." Jaemin menoleh melihat Mamanya yang membawa pakaian kotor.
"bercanda mah, gausah dikatain juga anaknya."
Mamanya hanya mencibir, dan memberikan pakaian kotor pada ibunya Feli. Lalu, beliau ikut duduk dihadapan Jaemin dan menggendong Jeni.
"makanya cepet sana cari pacar, masa jomblo terus sih." sindir mamanya.
Jaemin mendecak. "terus kalau udah dapet langsung boleh buat nih aku?"
"ya ga gitu juga maksud mama, berani kamu ngelakuin yang engga engga sebelum waktunya, mama usir mau?"
"heheh, santai nyonya."
"permisi?" Suara Siyeon.
Mama Jaemin yang sudah memang sudah mengenal Siyeon itu, sudah tau jelas suara gadis tersebut.
"loh, Siyeon kesini? Ngapain?" tanya mamanya pada Jaemin.
"nugas mah, gausah ngomong yang engga engga deh. Sini Jeninya, mama balik aja nyantai lagi."
Jaemin berdiri dan mengambil alih Jeni.
"ga ganggu itu si Jeni kalian lagi nugas? Apa mau berduaan?"
Jaemin memejamkan matanya dan menoleh pada mamanya. "mah"
Mamanya hanya tertawa. "iya bercanda ah. Yaudah mama diatas, kalau Jeni rewel, kasi ke mama aja nanti"
"iya iya" jawab Jaemin seadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fanfiction[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-