Dua minggu kemudian...
"dateng ya, syukuran nih, buat anak kedua gue."
"udah di rumah lo emang?"
"iya, baru balik kemarin."
Sebelumnya memang setelah Somi melahirkan, mereka tinggal di kediaman Haechan bersama orang tuanya. Dan sekarang, sudah dirumah mereka sendiri.
Jaemin mengambil undangan bergambar serial frozen dari tangan Haechan. "alay banget lo pake undangan segala kaya ulang tahun lo waktu SD."
"bukan gue yang mau ini malen. Anak gue si Brian, minta ini minta itu. Terlalu exited sama adeknya. Yaudah gue iya - iya aja."
Terkekeh, Jaemin lalu menyimpan undangan berukuran 4x6 itu di kantong celana kain hitamnya. "yaudah pasti gue dateng lah. Btw, siapa nama anak kedua lo?"
"baca aja itu di undangan ada. Yaudah gue mau ke rumah Renjun. Bye."
"hati - hati."
.
Jaemin membersihkan gelas dan juga sedikit cemilan untuk ditaruh kembali pada tempatnya. Haechan ternyata mampir hanya memberikan undangan sebagai lahirnya putri mereka-Haechan dan Somi.
"Jaeminnnnnn!!"
"astaga!" hampir saja Jaemin menjatuhkan gelas pecah belah miliknya. Sungguh teriakan Felicia membuat dirinya membuang napas bersabar.
Langsung saja Jaemin melangkah menuju kamar mereka, setelah ia menaruh gelas tersebut. Ia membuka pintu kamar dan menemukan sang istri tersenyum lebar dengan bahan dan juga alat, pewarna rambut?
"kamu, ngapain?"
"Jaem, sini dulu."
Langkah santainya pun mendekati Felicia. "kenapa? Teriak lagi tad— kamu mau semir rambut kamu?"
Pertanyaan sang suami, membuat Felicia menggelengkan kepalanya. "bukan aku, tapi kamu."
"hah? Ngapain? Enggalah jangan. Lagian— gila ini warna pink? Aku kalo ke kantor masa rambut warna pink begini? Jangan aneh - aneh kamu."
Suara jarum jam memenuhi kamar mereka, Felicia dengan mata bulatnya yang seperti sedih karena Jaemin terdengar marah, atau tak menyetujui ide darinya.
"...padahal, aku pingin.."
Felicia membuat bibir bawahnya maju kedepan. Ia merapikan kembali alat - alat, seperti mangkuk plastik, sarung tangan plastik, kuas, sisir, dan tentu bahan utama yaitu pewarna rambut.
Jaemin sedikit menunduk karena harus memandang wajah istrinya. "kamu- kamu nangis???"
Menggeleng, perempuan ini berdiri untuk menaruh alat itu. Jaemin hanya sedikit bingung karena, seminggu belakangan ini keinginan Felicia sedikit aneh.
"Jaem, coba pake dress aku deh!! Yang waktu aku pake resepsi. Kayanya cocok di kamu!"
Jaemin menurut.
"boleh gak, beli itu-" Felicia menunjuk baju kostum berbentuk, buaya.
"—buat apa, sayang---?"
"pake ke kamu. Pengen liat kamu kalo jadi buaya gimana. Yahh? Ayo beliiii"
Jaemin menurut. Part 2.
"aaaaa lucu banget sihhh ih!!" kedua tangan Felicia mencubit kedua pipi Jaemin, yang sebelumnya ia dandani seperti gadis gadis selebgram jaman sekarang. Rambut hitam Jaemin juga ia kuncir dua seperti anak kecil berumur 3 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
أدب الهواة[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-