💚48

11.5K 1.2K 165
                                    

Terbangun karena wajahnya terkena sinar matahari, Jaemin mengucek matanya dan duduk. Ia sempat diam sejenak untuk mengembalikan nyawanya yang 100% belum kembali karena bangun tidur. Setelahnya, ia sadar dan melihat kalau, Felicia tak ada disampingnya.

Segera laki - laki ini bangun dan keluar dari kamar. Rumah desa ini, yang baru saja kita hendak keluar kamar, kita sudah melihat halaman yang luas. Begitu pun Jaemin, ia sudah melihat Felicia yang tengah memotong kacang panjang diatas meja kayu.

Jaemin bernafas lega. Ia pikir dirinya bermimpi menemukan Felicia.

Felicia yang rambutnya terikat asal itu duduk membelakangi Jaemin, jadi tentu ia tak tahu kalau sekarang Jaemin berjalan menghampirinya.

Jaemin duduk dibelakang Felicia dan sekarang tangannya melingkar dipinggang gadisnya. Ah, ya tentu saja Felicia terkejut. Itu terlalu tiba - tiba.

"kak! Aku bawa pisau loh!"

"ck, aku kira kamu kemana gaada disamping aku." sahut Jaemin yang dagunya bersender pada bahu sempit Felicia.

Felicia menghela nafas. Ia sedikit menengok kesamping. "mau aku cubit? Biar kerasa sakit atau engga?"

"maunya dicium aja."

"ih kak, apa sih!"

Jaemin terkekeh. Ia mencium pipi gadisnya dengan tiba - tiba, juga.

"nanti diliat tetangga! Ih udah aku mau bantuin mama masak dulu, lepas gak?"

"gapapa diliat tetangga, latihan."

"apanya yang latihan?"

Jaemin tak lagi menjawab. Tak jauh disana ia dapat melihat Ibu Felicia yang berjalan menuju rumahnya. Segera, Jaemin melepaskan pelukannya dan menggunakan sandal jepit berwarna putih. Langkahnya menghampiri Sang Bibi- uhm, maksudnya, Ibu mertua? Ah, tidak.

Felicia melihat Jaemin yang segera menghampiri ibunya itu. Kegiatan memotong kacang panjangnya menjadi terhenti.

Membuka pagar dan sekarang Jaemin sudah berada dihadapan ibunda Felicia.

"aku bantu,"

Tangannya segera mengambil empat kantong plastik yang berada ditangan Suzy. Wanita itu menatap Jaemin dan membuang nafasnya.

"kamu engga bilang kesini sama keluarga kamu? mama kamu?"

Jaemin diam. "aku minta maaf atas nama ayah aku."

Suzy mengalihkan pandangannya.

"bohong kalau saya tidak sakit hati melihat anak saya yang harga dirinya sudah diinjak."

Mendengar bagaimana warna nada bicara bibinya dahulu, Jaemin pun menatap dengan tatapan tegas, namun memohon.

"saya sendiri gapapa dikatain sama ayah kamu, tapi Felicia?"

Kedua mata Suzy kini berair. Namun itu masih tak akan jatuh dari matanya yang indah, sama seperti Felicia.

Felicia melihat bagaimana ibunya dan Jaemin yang terlihat sangat serius. Jadilah, ia ikut menyusul dengan berjalan pelan.

Suzy menatap Jaemin dengan tatapan yang, entah bagaimana, tapi Jaemin merasa ini bukan hal yang baik.

"ini demi kebaikan kamu, kebaikan anak saya juga, Felicia. Kamu harus pulang, kita udah tenang disini. Saya gamau lagi harus pergi jauh karena ayah kamu yang suruh."

"m-mah? Kenapa kok ngobrolnya disini?"

Felicia sudah berdiri diantara Jaemin dan ibunya.

Segera Suzy mengambil kembali empat kantong plastik yang berada ditangan Jaemin.

[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang