"Haru, yah? Plis mending lo balik aja."Menghela napas untuk kesekian kalinya, Haruto menatap Felicia dengan kesal. "Gue bilang gak mau. Tidur diluar juga gapapa gue."
"Ih! Jangan gitu lah. Ini tuh lumayan jauh tau ga dari kota. Nanti orang tua lo nyariin gimana?"
Tangan Haru langsung menunjukkan ponsel mahal yang sedang ramai digunakan saat ini. "Terus apa gunanya kalau ada benda ini? Bodoh." Haruto memukul dahi Felicia dan beranjak dari duduknya.
Mereka tengah berada di danau, setelah ada percecokan diantara mereka karena Haruto yang ingin menginap disini. Walau hanya semalam, tetap saja Felicia merasa tak enak.
Dalam langkahnya, Haruto berhenti untuk menoleh ke belakang, melihat Felicia yang masih duduk dengan ekspresi sedihnya.
Haruto mengerti. Tapi kalau boleh jujur, Haruto sudah lelah melihat Felicia yang sedih hanya karena sosok Jaemin.
"Kak Jaemin pasti masih kuliah, kan? Kak Jaemin, semoga gak cari gue." Bibir Felicia bergetar. Ia membodohi dirinya dengan mengikuti otaknya.
"Semoga— Kak Jaemin gak dibawa ke Aussie." Tangisan Felicia kembali terdengar. Helaan napas Haruto terdengar berat. "Berhenti jadi cengeng kenapa sih?" Ia kembali mendekat dan duduk disamping Felicia lagi.
"Emang kalau lo gak sama dia lagi kenapa? Orang yang sayang sama lo bukan cuma dia, Fel."
Felicia menggeleng sambil mengusap matanya yang basah. "G-gue gak tau. Gue cuma mau Kak Jaemin. Kak Jaemin— dia,"
Menoleh pada si gadis, Haruto hanya memperhatikan gadis ini yang menunduk menangis sesenggukan. Ternyata ia juga merasakan hal yang sama. Ditinggal oleh orang yang kita sukai. Hanya berbeda alur. Hanya berbeda, cara mereka menahan rasa sakit.
Haruto, selalu menahan sakitnya melihat Felicia dengan Jaemin. Menyembunyikan rasa sakit dengan senyuman palsu.
Haruto, terlalu pintar menggunakan topengnya.
Kini, perlahan Haruto menyentuh tangan Felicia, dan menggenggamnya dengan erat. "Butuh sandaran?"
Napas Felicia yang masih terputus - putus itu sempat tertahan untuk menoleh, membalas tatapan yang diberikan sahabat satu - satunya ini.
Senyuman tipis dari Haruto membuat Felicia semakin ingin menangis. Ia mengangguk, dan membiatkan Haruto memeluk dirinya hangat.
"Lo udah ngebuang air mata lo banyak banget. Jadi berhenti nangis. Kalau rasa suka emang sebesar ini sama Jaemin, harusnya lo hidup lebih bahagia disini. Karena Jaemin gak akan terluka atau dilukai sesuai pikiran lo. Bokapnya gak akan bersikap kasar lagi setelah dia nurut. Iya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]I Love You 3000; forever | Na Jaemin✔️
Fiksi Penggemar[SPIN OFF] Kisah Na Jaemin yang menyukai pembantunya sendiri, dan berbagai masalah yang ia hadapi guna untuk perjuangan mendapatkan sosok yang ia cintai. -selesai-