Dikarenakan sekitar 2 minggu lagi ada perlombaan tanding basket antar SMA nya dengan SMA Angkasa17, Dewa yang tidak lain adalah kapten basket mempunyai tugas untuk mengkoordinir anak-anak yang lain untuk serius dalam latihannya. Pihak sekolah mentargetkan sekolah mereka untuk dapat menjuarai pertandingan ini setelah di pertandingan sebelumnya mereka harus pasrah setelah menelan kekalahan.
Kini, Dewa beserta kawan-kawannya yang tengah latihan basket mendapat break istirahat untuk sekedar minum mengairi tenggorokan mereka yang kering.
Lalu sekarang gadis mana yang tidak terpesona dengan ketampanan Dewa yang bertambah sembilan puluh sembilan persen ketika sedang berkeringat seperti ini? Bahkan satu sekolahan pun tau kadar ketampanan Dewa sudah mentok dan tidak ada lagi yang bisa menandinginya tapi gadis mana juga yang berani mendekati Dewa yang super duper bandel dan dingin. Mungkin hanya dengan Cika dan Jeni, Dewa lebih ramah itu pun karena mereka berdua adalah sahabat karib Dewa sejak lama.
"Minum buat lu." Entah sejak kapan Cika sudah berada di samping Dewa seraya menyodorkan botol airnya yang pasti Dewa tidak menyadari kehadiran Cika sedari tadi.
"Makasih, Cik." Dewa mengambil botol air itu dengan senyum tipis.
''Jadi cuma Dewa aja yang lu kasih aer kita-kita enggak?" kini Caka berbicara sambil menunjuk dirinya dan Bimo yang langsung mendapat tatapan sinis dari Bimo.
"Ya gua mana tau kalo lu pada juga mau dibawain air. Biasanya kan Jeni yang bawa buat lu berdua, kemana sih dia?" tanya Cika.
"Tadi si dia dipanggil ke ruang guru gak tau mau ngapain, belom lunas bayar SPP kali," jawab asal Caka dengan cekikikan.
"Parah lu Cak, pacar sendiri juga," timpal Bimo.
"Biarin aja, gak ada ini orangnya," jawab Caka sambil mengencangkan tali sepatunya.
"Gua aduin baru tau rasa lu," sambung Cika.
Saat waktu istirahat telah selesai, Dewa sengaja berdiri untuk memberikan botol air minumnya pada Bimo, namun Bimo malah pergi dan mengabaikan niat baiknya.
"Si marmut kenapa sih, dari kemaren dia sensi banget sama lu?" tanya Caka.
"Lagi PMS kali tuh bocah. Yaudah, ayo," jawab Dewa berlari menuju lapangan.
"Dikata cewek apa pake PMS segala," gumam Caka.
Seluruh siswi histeris melihat aksi aksi Dewa yang cool men-dribel bola dan memasukannya ke dalam ring basket. Cika yang tak mau kalah terus meneriakan nama Dewa sekeras mungkin yang dia bisa, memaksa semua siswi yang ada disini untuk mengetahui bahwa Dewa adalah miliknya.
"Dewaa!!! Pasti lu bisa SEMANGAT!!" teriak Cika dengan suara tujuh oktav.
🌹🌹🌹
Saat ingin memulai aksinya lagi, sekilas Dewa melihat ke arah kursi tempat duduk penonton dan di situlah terlihat gadis yang beberapa hari ini menghantui pikiran dan hatinya.
Dewa mengerjapkan matanya berkali-kali untuk meyakinkan bahwa apa yang dilihatnya itu salah namun tetap saja gadis itu masih berdiri disitu.
Saking seriusnya Dewa menatap gadis itu, tak disadari bahwa bola yang dipegangnya sudah direbut oleh yang lain.
"Wa, lu kenapa sih malah bengong aja?" tegur Caka.
"Iya-iya sorry," jawab Dewa malas.
Dewa sangat ingin menghampiri gadis itu tapi tak mungkin juga dirinya keluar dari lapangan ini seenaknya. Mau tak mau Dewa harus menyelesaikan latihan pertandingannya apalagi ada Pak Samsul sebagai guru olahraga yang mengawasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa Biantara ( SELESAI)
Fanfiction~Sudah Tamat ~ Bagaimana jika Sadewa Biantara sebagai cowok yang dikenal sebagai anak biang rusuh di sekolahnya dan mempunyai rekor sebagai siswa yang bolak balik ruang BK setiap hari, jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru ditemuinya pertama ka...