46 || Bimbang

181 37 7
                                    

Dewa akhirnya berangkat mencari mangga yang Jasmine idamkan-idamkan dari tadi, yaitu mangga yang harus ia petik dari pohonnya langsung. Huh! benar-benar merepotkan, untung saja ini kemauan anaknya kalo bukan, mana mau Dewa susah-susah seperti ini.

"Ini nih pohonnya," ucap seorang Bapak menunjukan pohon mangganya.

"Gak bisa apa, Bapak aja yang metikin mangganya soalnya saya takut ketinggian."

"Aduh, kalo gitu mah saya gak bisa. Ini aja saya lagi buru-buru ke rumah sakit mau jengukin saudara saya."

"Gitu ya? Yaudah deh saya aja yang manjat."

"Kalo gitu saya pergi dulu ya, semoga berhasil," ucap Bapak itu menepuk bahu Dewa sebelum melangkah pergi.

Sepeninggalan Bapak itu pergi, Dewa masih terdiam memikirkan bagaimana caranya mengambil buah mangga itu sedangkan ia sangat pobia dengan ketinggian.

"Gak!! Gua harus bisa ngambil mangga itu demi Jasmine."

Dewa sudah membulatkan tekadnya untuk memberanikan diri memanjat pohon mangga itu, walaupun dalam dirinya tersembunyi rasa takut yang luar biasa. Bukan apa-apa, saat kejadian Dewa yang sering nyolong mangga tetangganya dulu, Dewa pernah terjatuh dan membuatnya patah tulang hingga tak bisa membuatnya berjalan selama 2 bulan. Dan itu benar-benar menyakitkan.

.
.
.

Setelah berhasil memanjat dan mendapatkan beberapa mangga yang berhasil dipetiknya, tiba-tiba saja Dewa diserang oleh banyak semut yang merembet ke tangannya dan itu membuatnya jadi gatal-gatal.

"Ishh!! banyak semut," umpat Dewa.

Dewa semakin menggaruk tangannya yang terasa gatal dengan gerakan cepat, namun karena terlalu banyak bergerak, Dewa tak sadar jika kakinya yang bertumpu dengan batang pohon mangga akhirnya terpleset.

"Aaa!!...."

Bruk !

Ya, Dewa jatuh beserta mangganya yang menggelinding.

"Auu!" ringis Dewa ketika melihat sikutnya yang berdarah

💔💔💔

Setelah tugasnya selesai untuk memetik mangga yang Jasmine inginkan, dengan semangat 45-nya, Dewa segera menuju rumahnya. Seakan luka di sikutnya tak menghalangi Dewa untuk tetap tersenyum karena sudah berhasil memenuhi keinginan istrinya tersebut.

Tapi ketika di tengah perjalanan tiba-tiba saja ada sekelompok orang yang menghadang tepat di depan motor Dewa. Kala itu juga, Dewa langsung turun dari motornya dan menatap satu per satu orang yang menggunakan penutup kepala agar tak dikenali.

"Siapa kalian?' tanya Dewa.

"Hajar langsung." Intruksi ketua mereka yang langsung dilaksanakan oleh anak buahnya yang kini mulai menyerang Dewa satu per satu.

Mungkin ini bukan hari yang beruntung bagi Dewa, gara-gara jatuh dari pohon tadi membuat Dewa tidak bisa mengeluarkan tenaganya sepenuhnya untuk melawan mereka semua. Apalagi sikut dan tubuhnya terasa sangat sakit untuk di gerakan, sampai akhirnya, Dewa pun tumbang setelah mendapat serangan bertubi-tubi.

"Cabut! Cabut!" Samar-samar Dewa mendengar ketua kelompok orang itu mengintruksi anggotanya untuk segera pergi dan benar saja, beberapa saat kemudian mereka semua berhasil pergi menggunakan motor mereka masing-masing.

.
.
.

Tok! Tok! Tok!

Jasmine tersenyum ketika mengetahui Dewa sudah kembali. Langkah Jasmine segera tertuju ke arah pintu rumahnya. Namun ketika Jasmine membuka pintunya, matanya membelalak ketika melihat keadaan Dewa yang mengenaskan dan tengah dipapah oleh Caka dan Bimo.

Sadewa Biantara ( SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang