20 || Gara-gara Cika

290 57 3
                                    

Saat tengah malam sekisaran jam 12-an, tiba-tiba saja Dewa mendapat panggilan telfon dari Jeni. Sebenernya Dewa malas jika harus berurusan lagi dengan Cika maupun Jeni, tapi sepertinya tak ada salahnya jika Dewa ingin tau hal apa yang membuat Jeni menelfonnya tengah malam seperti ini.

"Hallo, Dewa?" panggil Jeni di sebalik telfonnya.

"Kenapa? Kalo lu nelfon gua tengah malam kayak gini cuma mau bahas hal yang gak penting, gua gak punya waktu."

"Tapi ini soal Cika."

"Kenapa lagi dia?" tanya Dewa yang memasang wajah datarnya.

"Tadi gua sama Cika ke Club terus tiba-tiba aja Cika ditarik sama dua orang cowok. Dan sekarang gua mohon sama lu, please ... lu tolongin Cika ya, gua takut Cika diapa-apain sama mereka." Dari suara yang Dewa dengar, sepertinya Jeni benar-benar dalam keadaan panik.

Meskipun Dewa memang marah terhadap Cika, tapi Cika tetaplah sahabatnya dan Dewa tak mungkin sejahat itu membiarkan Cika dijahati oleh orang apalagi di Club yang notabennya adalah tempat berbuat maksiat.

"Yaudah Jen, lu kirim alamatnya biar gua ke sana sekarang."

"Nanti gua sharelock ya, pokoknya lu cepetan dateng ke sini."

"Oke, gua berangkat sekarang juga."

Setelah sambungan telfon terputus, Dewa pun segera mengambil jaketnya untuk langsung berangkat ke Club yang Jeni kirimkan alamatnya.

Setengah jam perjalanan akhirnya Dewa sampai juga di Club itu. walaupun Dewa adalah anak nakal, tapi tak pernah sekalipun Dewa mau menginjakan kakinya ke dalam tempat maksiat ini. Alasanya karena Dewa tidak suka dengan banyak wanita cantik dan sexi yang rela menjual dirinya hanya demi uang kepada pria hidung belang.

Dewa mencoba memperhatikan satu per satu orang yang berlalu lalang di depannya. Berharap jika Cika atau pun Jeni dapat ia temukan namun, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang membekapnya hingga Dewa pinsan tak sadarkan diri karena aroma racun yang ia hirup.

Usut punya usut ternyata ini semua adalah ulah Cika dan Jeni yang menyuruh orang bayaran mereka untuk membekap Dewa dan membawanya ke sofa. Dan soal Jeni yang bilang pada Dewa bahwa Cika dibawa oleh 2 orang laki-laki ternyata itu bohong. Karena itu cuma siasat Cika dan Jeni saja untuk menjebak Dewa agar datang ke klub ini.

.
.
.

Dengan keadaan Dewa yang tak sadarkan diri seperti ini memudahkan Cika untuk menjalankan rencananya piciknya. Cika pun menyuruh Jeni untuk memotret dirinya yang tengah mencium pipi Dewa dengan mesra. Sekarang dengan foto ini, Cika yakin pasti Jasmine akan mengira jika Dewa telah menghianatinya, dan sudah pasti Jasmine akan membenci Dewa setelah ini.

"Hasilnya bagus jadi tinggal gua kirim deh ke Jasmine, gua pengen tau gimana reaksi Jasmine pas liat foto gua sama Dewa," ucap Cika menyunggingkan smirk jahatnya pada Jeni.

"Gua yakin, Dewa sama Jasmine bakal putus setelah ini, dan lu bisa milikin Dewa seutuhnya," jawab Jeni yang Cika angguki.

Cika dan Jeni bertosan merayakan keberhasilan mereka setelah foto itu terkirim kepada Jasmine. Dan sekarang Cika hanya tinggal menunggu kabar jika Dewa dan Jasmine akan resmi putus setelah ini.

📌📌📌

Jasmine yang tengah bersiap untuk tidur harus tertunda ketika mendengar notifikasi pesan dari ponselnya yang berbunyi. Di satu sisi Jasmine ragu membuka pesan dari nomor yang tidak dikenalnya tapi di sisi lain Jasmine juga takut jika pesan ini berisi hal yang penting untuknya.

Sadewa Biantara ( SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang