35 || Gagal

215 49 10
                                    

Kini Dewa lega sekaligus bahagia ketika sudah hampir seminggu lebih setelah kematian orang tuanya Jasmine, gadis itu sudah kembali ceria bahkan mulai bisa untuk menerima kenyataan yang sebenarnya.

Semua keceriaan itu dapat Dewa lihat ketika dengan semangatnya, Jasmine menariknya untuk bermain hujan di luar rumah mereka. Dewa tak mempermasalahkan tubuhnya yang basah kuyup terguyur derasnya hujan, yang terpenting dapat melihat Jasmine tersenyum bahagia seperti ini saja sudah membuatnya senang.

Jasmine terus memutar tubuhnya sambil terus menikmati hujan yang sepertinya membawa seluruh kesedihannya pergi, lalu dengan semangat, Jasmine mengajak Dewa untuk menari di bawah guyuran hujan bersamanya.

Tak lama kemudian, Jasmine memposisikan tubuhnya berhadapan dengan Dewa dengan wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Dewa. Tak lupa untuk Jasmine melingkarkan tangannya tepat di leher Dewa sambil terus tersenyum menampakan gigi rapihnya. Dewa pun membalas dengan mengunci pinggang Jasmine dengan tangannya. Dewa tak pernah merasakan sejatuh cinta ini kepada seorang perempuan selain Jasmine.

"Aku cinta sama kamu." Jasmine berucap saat hujan masih mengguyur mereka.

"Aku juga cinta sama kamu." Tanpa sadar Dewa sudah memajukan bibirnya untuk melumat habis bibir mungil Jasmine, dengan cekatan saat Jasmine ingin menyudahi ciuman mereka namun Dewa malah menahan tengkuk Jasmine untuk memperdalam ciumannya.

Jasmine yang mulai kehabisan nafas beralih memukul dada Dewa untuk melepaskan tautan ciumannya, ketika Dewa menyadari jika Jasmine sudah kehabisan nafas baru lah Dewa mau melepaskan ciumannya.

"Kamu sengaja mau bikin aku mati mendadak?" tanya Jasmine yang kesal dengan ulah Dewa karena bisa saja membuatnya mati kehabisan nafas.

"Iya aku minta maaf, aku gak tau." Dengan entengnya Dewa meminta maaf, Dewa benar-benar tidak tau bagaimana jantung Jasmine hampir copot ketika Dewa menciumnya dengan penuh gairah seperti tadi.

🎶🎶🎶

Setelah puas bermain hujan-hujanan, Dewa serta Jasmine melangkah pergi untuk mandi dan ketika selesai mereka berdua langsung menghangatkan tubuh mereka dengan meminum secangkir teh hangat di ruang tamu.

"Aku seneng deh kamu udah bisa ceria kea gini lagi," ucap Dewa menatap intens Jasmine.

"Aku bisa kea gini juga karena kamu yang selalu ada buat nyemangatin aku. Mungkin kalo gak ada kamu, udah dari kemarin aku ngelakuin hal gila buat ngakhirin hidup aku sendiri daripada harus hidup kesepian tanpa siapapun." Apa yang Jasmine katakan memang benar, jika tak ada Dewa di sisinya mungkin saja ia sudah putus asa dan memilih untuk mati. Karena Dewa adalah satu-satunya alasan untuknya tetap bertahan hidup.

"Aku janji bakal terus ada di sisi kamu dalam keadaan suka maupun duka dan percayalah kalo aku bakalan jagain kamu seumur hidup aku."

Hati Jasmine bagai tersentuh ketika Dewa mengatakan hal itu, mungkin Jasmine memang lah bukan manusia sempurna tapi bersama Dewa sudah melengkapi segala kekurangannya menjadi sempurna.

Jasmine tidak bisa dikatakan baik-baik saja ketika jantungnya kembali berdetak dengan ritme yang tak normal saat Dewa memejamkan matanya dan berniat untuk menciumnya kembali. Namun sebelum Dewa melakukan aksinya itu, Jasmine terlebih dahulu menutup bibir Dewa dengan tangannya.

"Mau ngapain kamu?" tanya Jasmine dengan wajah paniknya.

"Ayolah Jasmine ... masa kamu gak tau sih aku mau ngapain." Jasmine tak mengerti kenapa Dewa jadi berubah mesum seperti ini.

Sadewa Biantara ( SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang