Sorak pendukung tim masing-masing sekolah terdengar begitu meriah. Pihak sekolah pun mengirim banyak anak muridnya untuk menjadi tim pendukung tim basket SMA mereka termasuk Cika dan Jeni yang dari tadi terus menyemangati Dewa dan yang lainnya.
Dewa yang sedang mengejar arah bola ternyata mencuri-curi pandang ke arah Jasmine yang sedari tadi tersenyum sambil mengepalkan tangan kanannya ke atas memberi isyarat agar Dewa tetap semangat.
Walaupun tahun lalu timnya harus menelan kekalahan, namun Dewa yakin kali ini timnya akan menang. Apalagi sekarang ada Jasmine yang berada disisinya untuk menyemangatinya tanpa henti. Dewa yakin keberhasilan akan memihak tim nya kali ini.
.
.
.Pertarungan berlangsung sengit karena tim basket SMA angkasa17 mempunyai barisan para pemain yang hebat dan tak bisa dianggap remeh, Apalagi tahun lalu SMA nya harus puas dengan menjadi runner up 2 setelah dikalahkan oleh tim SMA Angkasa17. Namun kini Dewa bertekad untuk membuat tim sekolahnya juara dan mengeser posisi tim SMA Angkasa17 sebagai juara bertahan.
Meskipun tim nya sempat ketinggalan poin yang cukup jauh dari tim Angkas17, tapi Dewa bertelad tidak akan lagi menyerahkan kemenangan pada tim SMA Angkasa17 dengan mudah seperti pertandingan yang lalu. Dewa pun mengambil keputusan untuk merubah strategi permainannya yang disambut baik oleh anak-anak yang lain terkecuali Bimo. Namun pada akhirnya Bimo hanya pasrah dan ikut arahan Dewa yang tak lain adalah kapten basket tim mereka. Dewa tak menyangka jika strategi dadakannya membuahkan hasil yang maksimal karena tim nya berhasil membuat tim lawan kewalahan dan menyamai kedudukan poin sementara.
Seperti roda yang terus berputar, saat ini keadaan pun menjadi berbalik, SMA nya mendapatkan point yang cukup jauh dari point yang tim SMA Angkasa17 dapatkan.
Benar kata pepatah yang mengatakan jika proses tidak akan menghianati hasil, dengan kerja keras yang maksimal ternyata tim mereka berhasil mendapatkan gelar juara dengan strategi permainan yang Dewa buat. Semuanya senang dan gembira saat mengangkat piala juara mereka tinggi-tinggi dan langsung memeluk satu sama lain.
Semua kemenangan yang tim mereka dapatkan tak lepas dari kerja keras Dewa sebagai kapten tim basket terbaik mereka, maka dari itu sebagai bentuk terima kasih mereka semua pada Dewa, mereka pun langsung memberikan pelukan hangatnya pada Dewa. Tapi lain halnya dengan Bimo yang lebih memilih pergi dari lapangan ketika melihat Dewa dipuji dan disanjung oleh anak-anak yang lain. Dewa yang melihat Bimo pergi langsung mengejar Bimo ke dalam ruang ganti.
"Bim." Dewa pun menghampiri Bimo yang tengah mengelap keringatnya dengan handuk.
"Ngapain lu ke sini? Mau pamer kalo lu udah buat tim basket kita menang sekarang?" Dewa benar-benar tidak menyangka jika Bimo akan berfikir seperti itu tentang dirinya.
"Lu kenapa sih, selalu aja berfikir jelek tentang gua? Tim kita ini menang, tapi lu masih aja sempet- sempetnya buat bersikap kea gini ke gua."
"Gua gak sudi tim basket kita menang gara-gara strategi permainan sok pahlawan lu itu."
"Dasar pengecut!! Kalo lu emang gak bisa berbuat apa-apa buat bikin tim lu bangkit jangan ngebenci orang yang udah berusaha bikim tim lu berhasil cuma karena lu dendam sama orang itu. Gua tau lu benci sama gua tapi saat ini kita tim, dan gua mohon sama lu jangan jadi orang yang egois, Bim."
"Gua benci liat lu disanjung-sanjung. Gua benci!!"
Dewa mengeraskan rahangnya sambil terus mengepalkan tangannya kuat-kuat untuk bersiap memukul wajah Bimo yang sudah membuatnya naik darah sedari tadi, namun ketika tangannya sudah berada di depan wajah Bimo, Dewa kembali menurunkan tangannya ke dua sisi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa Biantara ( SELESAI)
Fanfiction~Sudah Tamat ~ Bagaimana jika Sadewa Biantara sebagai cowok yang dikenal sebagai anak biang rusuh di sekolahnya dan mempunyai rekor sebagai siswa yang bolak balik ruang BK setiap hari, jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru ditemuinya pertama ka...