38 || Mimpi Buruk

220 47 15
                                    

#Flashback

Cika mulai mempersiapkan diri menanti kedatangan Dewa dengan sibuk merapihkan rambutnya agar bisa terlihat cantik dan menggoda di mata Dewa nanti.

Dengan percaya dirinya, Cika berdiri membelakangi pintu perpustakaan. Jantungnya benar-benar berhenti ketika ada tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang lalu menyenderkan kepalanya di bahunya.

"Ahh ... Dewa," guman Cika saat mendapat perlakuan manis yang ia kira adalah Dewa.

Dengan senyum menghiasi wajahnya, Cika mulai membalikan tubuhnya untuk berhadapan dengan orang yang ia kira adalah Dewa. Tetapi senyumnya perlahan memudar ketika bukanlah Dewa yang ada dihadapannya melainkan Bimo.

"Bimo," ucap Cika.

"Hay sayang...."

Cika berteriak ketika Bimo langsung mencium bibirnya dengan penuh gairah.

"Ihh!! Lu apa-apaan si, pake nyium-nyium gue segala." Cika yang kesal langsung mendorong tubuh Bimo hingga tersungkur, lalu mengelap bibirnya yang dicium Bimo tadi dengan kasar.

"Darling ... ingat, kita ini udah suami istri. Kamu lupa kalo kita berencana mau punya anak??" tanya Bimo kembali mendekati Cika.

"Punya anak pala lu peyang, gak!! gua gak mau!!" teriak Cika.

Cika hanya bisa pasrah ketika Bimo mengunci tubuhnya yang sudah sangat mepet di dinding, tak ada lagi jalan keluar yang bisa Cika lewati sekarang ini.

Cika menyesali hidupnya sendiri yang selalu gagal mendapatkan apa yang ia mau. Niat hati ingin menjebak Dewa tapi kenapa malah Bimo yang ada disini? Kenapa juga Bimo bersikap agresif begini padanya? Cika curiga jika Bimo meminum air yang sudah ia campur obat perangsang itu, kalo tidak, mana mungkin Bino seberani ini untuk terang-terangan menyalurkam hasrat birahinya padanya.

"Ayolah sayang, kita nikmati malam ini," ucap Bimo membelai halus pipi Cika.

"Gak!! gua gak mau!! Dewa, tolongin gueeee!!!" teriak Cika.

Ketika Bimo kembali berniat menciumnya. Dengan cepat, Cika langsung mendorong tubuh Bimo lalu berlari kabur ke arah pintu Perpus namun sial, Cika lupa jika pintu ini sudah terkunci.

Sebelum kejadian ini, Cika memang menyuruh Jeni mengunci pintu dari luar ketika dia melihat Dewa masuk ke dalam Perpus ini, pasti Jeni mengira jika Bimo adalah Dewa makanya Jeni mengunci pintunya. Kalo begini bagaimana Cika bisa kabur? masa Cika harus disantap Bimo habis-habisan disini.

"Sayang...."

Cika yang panik ketika Bimo berlari ke arahnya sontak langsung menutup kedua matanya dengan tangannya. Saat ini Cika benar-benar sudah pasrah dengan apa yang akan Bimo lakukan padanya. Tapi sejauh ini dirinya masih tetap baik-baik saja, tak ada tanda-tanda Bimo yang akan nenyerangnya. Ketika Cika membuka matanya sedikit untuk memastikan keberadaan Bimo, Cika terkejud karena Bimo sudah pingsan tergeletak di lantai.

"Huftt selamat...." gumam Cika mengelus dadanya.

Dari yang Cika selidiki ternyata di samping Bimo ada sebuah kulit pisang. Jadi sudah sangat dipastikan jika Bimo terpleset karena kulit pisang itu dan akhirnya terjatuh lalu pingsan.

Dengan segera, Cika langsung menghubungi Jeni untuk menyelamatkan dirinya sebelum Bimo kembali bangun.

Tak lama kemudian pintu Perpus terbuka, menampakan Jeni yang terkejud saat melihat Bimo yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai.

Sadewa Biantara ( SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang