Seorang laki-laki paruh baya yang memakai jas hitam baru saja keluar dari dalam mobilnya, dia melangkah menuju pintu rumah kediaman Dewa dan Jasmine. Dia lah Surya (Papah Dewa). Entah apa yang membuatnya jalan dengan gaya angkuh seperti itu, seperti mengira dirinya adalah presiden saja.
Tok! Tok! Tok!
Ketika itu, Jasmine memang tengah sendirian berada di rumah karena Dewa belum pulang dari sekolahnya. Saat pintu diketuk Jasmine sangat bersemangat untuk membukakan pintu yang saat itu Jasmine yakini adalah Dewa. Tetapi senyumannya pudar setelah mengetahui itu bukan lah Dewa melainkan Papahnya Dewa.
"Papah." Jasmine berniat mengambil tangan Papahnya Dewa untuk ia cium namun langsung ditepis kasar olehnya. Dan yang lebih parahnya lagi, Papahnya Dewa segera mengelap tangannya dengan sapu tangan yang dibawanya setelah Jasmine memegang tangannya tadi.
"Ingat, saya bukan orang tua kamu jadi jangan panggil saya dengan sebutan Papah," jawab Papah Dewa dengan ketus
"Maaf, Om." Jasmine mulai menahan tangisnya ketika perkataan dan perlakuan Papahnya Dewa berhasil menusuk hati kecilnya. Tapi Jasmine masih berusaha untuk tetap tegar dan menyambut mertuanya ini sebaik mungkin.
"Mana Dewa?''
"Dewa belum pulang sekolah. Kalo Om mau nunggu Dewa pulang, lebih baik masuk dulu biar Jasmine bikinin minum," ucap Jasmine.
"Gak perlu, saya gak mau dibikinin minum sama kamu, yang ada saya malah ikut-ikutan sakit lagi," celetuk Papahnya Dewa yang mengundang beribu rasa sakit bagi Jasmine.
"Jika begitu, apa maksud kedatangan Om kesini?" tanya Jasmine yang masih berusaha untuk tetap kuat.
"Saya cuma mau bilang sama kamu, setelah anak kamu lahir nanti, kamu harus segera berpisah dengan Dewa secepatnya. Karena saya gak mau punya menantu penyakitan seperti kamu. Kalo dari awal saya tau kamu penyakitan, saya gak akan sudi menjodohkan Dewa sama kamu. Lagian harusnya kamu sadar, kehadiran kamu cuma membawa beban aja buat anak saya."
Sekuat mungkin Jasmine berusaha menahan tangisnya namun akhirnya air matanya luruh juga ketika mendengar semua perkataan menyakitkan yang Papahnya Dewa lontarkan padanya.
"Ayah dan Ibu kamu itu sama-sama seorang pembohong, mereka sengaja menjebak saya agar saya mau menjodohkan Dewa dengan anaknya yang penyakitan seperti kamu. Benar-benar pembohong sadis!"
"Cukup!! Saya masih bisa terima jika Om menghina saya, tapi saya tidak akan pernah bisa terima jika Om menghina kedua orang tua saya. Kalau menurut Om, saya hanya menjadi beban untuk Dewa. Saya siap menuruti permintaan Om untuk berpisah dengan Dewa setelah anak ini lahir."
"Bagus jika kamu mengerti, orang tua kamu juga udah gak ada jadi gak ada kewajiban lagi untuk Dewa menjaga kamu. Dan setelah kalian resmi berpisah, saya jadi bisa menjodohkan Dewa kembali dengan gadis yang jauh lebih cantik dari kamu dan yang pastinya gadis itu sehat dan gak berpenyakitan seperti kamu," ucap Papahnya Dewa sebelum pergi meninggalkan Jasmine yang menangis tersedu-sedu kala itu.
💔💔💔
Jasmine seperti tak ada kekuatan lagi untuk menopang berat tubuhnya hingga meluruhkan tubuhnya ke lantai. Baru kali ini Jasmine merasa sesakit hati ini dengan seseorang, apalagi seseorang ini notabennya adalah mertuanya sendiri. Semua perkataan yang keluar dari mulut Papahnya Dewa tadi begitu meninggalkan bekas yang mendalam di hatinya.
Dalam keadaan seperti ini, Jasmine sangat ingin memeluk Ayah serta Ibunya untuk menceritakan semua keluh kesah yang dialaminya sekarang. Tapi itu semua hanyalah bentuk angannya saja karena sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi. Dan sekarang Jasmine harus bisa menyimpan dan melawan beban ini sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa Biantara ( SELESAI)
Hayran Kurgu~Sudah Tamat ~ Bagaimana jika Sadewa Biantara sebagai cowok yang dikenal sebagai anak biang rusuh di sekolahnya dan mempunyai rekor sebagai siswa yang bolak balik ruang BK setiap hari, jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru ditemuinya pertama ka...