Saat berada di kantor, entah mengapa fikiran Dewa jadi tidak bisa fokus terhadap berkas-berkas yang ada di hadapannya. Dewa selalu saja memikirkan Jasmine dengan segala kemisteriusanya. Apalagi kejadian ciuman kemarin selalu berputar di otaknya dan tanpa sadar, kini Dewa tersenyum ketika kembali mengingat bagaimana Jasmine membalas ciumannya bahkan membalas perkataannya jika dia juga mencintainya.
Bahagia, mungkin itu adalah definisi yang Dewa rasakan sekarang dan itu semua karena Jasmine yang telah kembali dalam hidupnya. Walaupun kini Jasmine masih menutupi identitas aslinya tapi Dewa janji akan secepatnya membuat Jasmine mengakui semuanya.
Dan sekarang, Dewa hanya fokus pada jam berukuran kecil di tangannya, menunggu waktu jam makan siang yang masih satu jam lagi tapi Dewa sudah tak sabar ingin menghampiri gadisnya itu di tempatnya bertugas dan mengajaknya makan siang bersama. Dewa berharap jika ia punya kekuatan mengendalikan laju waktu agar bisa bertemu Jasmine secepatnya.
.
.
.Setelah waktu jam makan siang tiba, Dewa langsung tancap gas menuju Rumah Sakit tempat Jasmine bertugas. Senyuman Dewa terus terukir indah ketika memandang Jasmine dari kejauahan bersama bunga mawar yang kini berada di tangannya, yang di mana bunga ini Dewa beli untuk ia berikan pada Jasmine karena Dewa tau, Jasmine sangat amat menyukai bunga bewarna merah tersebut.
"Hay," sapa Dewa yang membuat Jasmine sedikit tersentak ketika tiba-tiba saja Dewa muncul dari arah belakangnya.
Tapi bukannya membalas sapaan Dewa, Jasmine malah menunjukan raut wajahnya yang tak suka. Lebih tepatnya bukan tak suka tapi berusaha untuk tak suka karena kini posisinya hanya sebagai orang lain bagi Dewa apalagi Mamahnya Dewa sudah memintanya menjauhi Dewa mulai sekarang.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Jasmine dengan ketus.
"Ngajakin kamu makan siang."
"Aku gak bisa, lagi banyak kerjaan yang harus aku urus."
Dewa pun mencoba mengerti walau jauh dalam lubuk hatinya tersimpan kekecewaan yang mendalam ketika mendapat penolakan dari Jasmine.
"Ohh ... yaudah gapapa kalo kamu emang lagi sibuk. Oh iya, aku mau ngasih bunga ini buat kamu."
Jasmine memperhatikan bunga mawar kesukaannya yang Dewa berikan padanya. Apa Dewa masih menganggap dirinya Jasmine sehingga mengira bunga mawar adalah kesukaannya?
"Aku gak suka bunga, jadi mendingan kamu bawa lagi bunga itu dan kalo kamu emang udah gak ada keperluan lagi, kamu bisa pergi." Kini senyuman yang Dewa tunjukan sedari tadi akhirnya pudar juga ketika mendengar semua jawaban Jasmine yang begitu tak menganggap semua perhatiannya.
Sesak yang Dewa rasakan atas respon yang Jasmine berikan, kenapa Jasmine tak bisa sedikitpun menghargai apa yang dilakukannya? Apa identitasnya kini juga mengubah Jasmine menjadi orang yang berbeda sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa Biantara ( SELESAI)
Fanfiction~Sudah Tamat ~ Bagaimana jika Sadewa Biantara sebagai cowok yang dikenal sebagai anak biang rusuh di sekolahnya dan mempunyai rekor sebagai siswa yang bolak balik ruang BK setiap hari, jatuh cinta kepada seorang gadis yang baru ditemuinya pertama ka...