8. Keinginan Ali

1K 152 2
                                    






"Satu pertanyaan yang paling menyakitkan dalam hidup gue adalah 'mau ikut mamah atau ikut papah?' "

-Ali-










Ali berlari pelan di ujung koridor dekat pagar belakang sekolah, tentu saja Ali masuk dengan memanjat gerbang belakang karena nyalinya tak cukup jika lewat depan tiba-tiba ada guru yang memergokinya.

Tadi ia sempat tiduran dulu di warung belakang sekolah untuk benar-benar beristirahat.

Saat hendak berbelok ia melihat bu Tini keluar dari kelas salah satu membuat Ali kembali kebelakang lalu berlari ke toilet.

Ali merapihkan penampilannya dan tak lupa cuci muka menggunakan oli, eh sabun pencuci muka lalu segera keluar dari toilet.

Ali berjalan santai saat berpapasan dengan bu Tini seolah tak terjadi apapun.

"Eh, kamu Ali kan?" tanya bu Tini membuat langkah Ali terhenti.

"Iya bu." Ali meringis lalu menyalami tangan wanita tua tersebut.

"Kok tadi saya gak liat kamu di kelas? Kamu IPA tiga kan?"

"Bukan bu, saya anak IPS." Biarlah kali ini berbohong demi keamanan diri sendiri.

"Masa sih? Seingat saya dulu kamu masuk IPA deh." Bu Tini menggaruk pelipisnya berusaha mengingat.

"Enggak bu! Aduh saya terlalu lama di luar bu, saya balik ke kelas dulu." Ali segera ngacir sebelum hal-hal buruk terjadi.

Sementara bu Tini masih bingung, "tapi saya inget kok minggu lalu dia ikut belajar biologi, eh! Kelas IPS kan disana?!" Bu Tini baru sadar kalau Ali malah lari ke koridor kelas IPA.

Anak itu mulai berani mengelabuinya, awas saja!

"We lah ! Saya dikerjain ini!"



•••



Saat memasuki kelas tepat sekali bell istirahat kedua berbunyi.

"Pucuk dicinta ulampun tiba, keberuntungan selalu memihak pada orang ganteng," ujar Ali dengan antusias lalu menyerobot masuk kelas saat anak kelasnya berbondong-bondong keluar Ali malah melawan arus.

Ali sampai ngos-ngosan dan penuh keringat.

"Dari mana lo?" tanya Satya menghampiri Ali.

"Ruko depan," sahut Ali. "Weh Gilang! Lagi ngapain lo?" Perhatian Ali beralih melihat Gilang yang asik berjoget di depan layar ponsel dengan Putra di sampingnya memandu.

"Ikutan sini, seru anjir filternya juga cakep-cakep" Entah ada angin darimana kali ini Gilang terlihat bersemangat mengutak-atik ponselnya, mungkin efek dari tik-tok.

"Nih si Gilang lagi latihan tik-tok," kata Putra.

"Orang ganteng mah, gak pake filter juga tetep ganteng," sahut Ali lalu ikut-ikutan memilih lagu dari aplikasi tersebut.

"Eh liat Lena bikin instastory sama pacar barunya!" pekik Gina menghampiri Ali.

"Mana liat?" tanya Ali merebut ponsel Gina.

"Kakak apa adeklo sih? Lupa gue?" tanya Intan.

"Kakak soalnya umur dia lebih tua sehari daripada gue," jawab Ali.

Lena itu kakak angkat Ali yang sekolah di SMA Pelita, banyak yang mengira mereka kembar karena garis wajah mereka yang sama tapi kenyataannya Lena adalah anak angkat yang sekarang tinggal dengan ibunya Ali.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang