39. Malam Rindu

601 98 2
                                    

[Jika typo terdeteksi mohon bantu author oke!]

"Tembak tembak!"

"Awas mati!"

"Lang sini bantu gue!"

Seperti itulah suara-suara yang muncul ketika Ali dan teman-temannya bermain bersama.

Khusus malam minggu hanya anak cowok yang Ali perbolehkan menginap karena selain status Satya dan Gina sudah jadian serta Gilang dan Intan terihat sedang pendekatan jadi Ali sebisa mungkin menghindari hal-hal yang tak ia inginkan.

Dengan kesal Ali melempar stick PlayStationnya karena lagi-lagi ia kalah.

"Kenapa sih lo? Biasanya lo mati-matian pengen menang," tanya Putra mendekat pada Ali sambil menyeruput mie cupnya.

Ali menghela nafas lalu menyandarkan bahunya pada sofa, "udah seminggu Rara gak mau ketemu sama gue." Ali membuka mulutnya meminta kode agar disuapi.

Memang sudah seminggu Ali tak bertemu dengan Rara, ralat sebenarnya hanya bertemu untuk antar jemput sekolah tidak ada kencan atau apapun dan Rara meminta Ali agar tak menemuinya dulu padahal Ali sangat rindu.

Putra menghela nafas lalu menyuapi Ali, "dia emang kenapa?"

"PMS."

Putra membuang wajahnya menahan tawanya namun kemudian seketika meledak begitu saja sementara Gilang dan Satya sontak menoleh bersama.

"Emosi cewek emang susah dikendalikan kalo PMS," ucap Putra menepuk-nepuk pundak Ali.

Ali terdiam menelan ludah merasa malu sudah bisa mencium bibir Rara dan mengendalikan emosinya, apa Ali mencium Rara setiap hati agar Rara terkendali?

"Mikirin apaan lo?" tanya Putra dengan tatapan penuh selidik.

Ali menggelengkan kepalanya cepat.

"Napa sih orang-orang pada suka mikirin cewek, udah buruan main lupain aja," ucap Satya sambil masih fokus bermain.

"Lo lagi berantem sama Gina?" tanya Gilang. Jika ditanya siapa yang paling peka maka jawabannya adalah Gilang.

"Tau dah cewek emang ribet."

Ali mendelik sementara Putra memutar bola matanya malas karena jika sudah membahas cewek Putra paling malas.

"Napa juga lo?" tanya Ali diam-diam melirik Putra.

"Nyesel gue nanya sama lo kalo ujung-ujungnya bahas cewek."

Ali terkekeh, "lo disini jomblo sendirian, khawatir dah gue sama identitas gender lo, jangan-jangan lo ..."

Sontak Putra melempar Ali dengan bantal, alhasil Ali mengaduh dan mendengus sebal.

"Gue masih straight ya!"

"Lagian lo dek, gue kira udah beneran jadian sama si Naya," ujar Satya lalu melepas stick PlayStationnya, mulai tertarik dengan obrolan.

"Di tikung baru tahu rasa," timpal Gilang.

"Menurut gue Satya sama Putra gak ada bedanya, dua-duanya suka phpin Naya," celetuk Ali yang diangguki Gilang.

Putra menghela nafas, "gue sama dia udah komitmen buat sahabatan doang."

"Cuma dijadiin ojekzone doang." Ali terkekeh.

"Gue dulu gak phpin dia tapi ngehindar karena gak cocok, ya gimana ya gue kan sukanya yang susah di jinakin lah si Naya udah jinak duluan padahal gue belum gas." Sekarang Satya merasa miris karena jika dilihat-lihat Naya lebih cantik daripada Gina menurutnya.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang