Hari pertama di tahun ajaran baru untuk Ali dan teman-temannya. Cukup menyenangkan karena mereka bertemu wajah-wajah baru.Bel pulang sekolah telah berdering sekitar sepuluh menit yang lalu namun Ali masih asik mendribble bola ditengah lapang.
Dipinggir lapang tepatnya diundakan tangga banyak adik kelas dari kelas X yang masih menonton menyoraki mereka.
Dengan peluh keringat yang membasahi rambutnya Ali mengibaskan rambutnya yang mulai memanjang membuat sebagian adik kelas tertawa menjerit menyaksikan momen langka itu.
Ali memang bukan selebgram tapi cukup dikenal dikalangan remaja sekolah terutama anak SMP. Pesona abang-able yang kini Ali miliki membuat sebagian adik kelas berpikir bagaimana kalau jadi ade-adean seoarang Aliendra.
Tatapan terpesona itu berubah jadi gelak tawa ketika dengan kasarnya Gilang menggeplak kepala Ali sehingga Ali hampir tersungkur kedepan.
"Gue laporin Rara, mampus lo, nyet!"
Intan membagikan tiga botol minum pada Ali, Satya juga Putra yang baru habis bermain.
"Udah kelas tiga, harus kalem," celoteh Intan sudah seperti seorang ibu yang menasehati anak-anaknya.
Yah Harlan benar-benar mengurus semuanya. Disisa liburan Ali menghabiskan waktunya dengan menjawab soal-soal ulangan kenaikan kelas sehingga Ali sekarang bisa setingkat dengan teman-temannya.
Setelah kejadian kurang mengenakan beberapa minggu lalu semua perlahan kembali membaik. Ali tak tahu Gina sekarang dimana begitupun teman-temannya tapi Harlan bilang urusan Gina sudah ia urus semuanya dan Gina akan mendapat balasan yang setimpal namun Gina masih hidup dengan layak serta pendidikannya masih terjamin.
Satya adalah yang masih terluka. Ia lebih banyak pendiam meski kadang masih nyeletuk tapi wajahnya selalu bengong.
"Noh adek lo bertingkah lagi."
Satya mengikuti arah mata Ali yang menunjuk Putra sudah dikerumuni kaum hawa.
"Gak ikutan lo?"
"Mati rasa, bung."
"Tapi yang itu imut." Ali menunjuk salah satu adik kelas yang duduk sambil tertawa kecil membentuk eyesmile yang menggemaskan.
Satya mengerjap seketika terpana. Emang dasarnya buaya, so galau tapi ujung-ujungnya gas juga.
Satya berlari menghampiri adik kelas itu dan gadis yang dimaksudpun langsung menatap Satya.
Satya tersenyum melihatnya, "buah manggis buah mangga, hai manis bagi nomor WA."
Gadis itu terkekeh, "kalo gak mau gimana, kak?"
"Kalo kamu anak raja
Raja tegas dong pastinya
Kalo gak mau ngasih WA
Maka balas cinta Aa."Gadis itu tertawa menggemaskan lalu mengeluarkan ponselnya.
"Scan QR nya aja," ujarnya dengan suara lembut.
Satya tertawa, "cabe pas SMP lo?"
"Tau aja."
Satya kembali tertawa. Berpengalaman menjadi playboy bertahun-tahun membuatnya tahu seluk-beluk wanita termasuk karakter. Biasanya yang langsung respon gini pas SMPnya kayak cabe. Tak disangka wajah imut namun sikapnya meledak-ledak.
"Insyaf dah SMA."
"Asal sama kakak, ya hayu."
"Dasar bocah."
Ali tersenyum tipis melihat keaktifan para buaya itu lalu duduk dan meneguk air minumnya.
"Anak-anak kita," ujar Gilang pada Intan sambil terkekeh melihat Satya dan Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Teen FictionAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...