42. Ledakan Luka

580 98 2
                                    

"persetan dengan usia! Saya mencintai dia apa-adanya."
-Aliendra

Typo terdeteksi? Segera laporkan!

Jantung Rara berdebar menatap rumah besar bercat putih dihadapannya, disampingnya Ali berdiri menyuruhnya untuk menggandeng tangan Ali.

Jika diundang ke acara ulang tahun orang tua teman mungkin sudah biasa bagi Rara tapi kali ini statusnya dengan Ali adalah pacaran otomatis dalam kata lain Rara datang ke rumah calon mertuanya, harusnya Rara tak segugup ini apalagi ia juga akrab dengan ayah kandung Ali tapi ini beda.

Ali mengusap pelan tangan mungil Rara membuat gadis itu tersentak dan mengerti.

"Udah, ayo masuk."

Rara mengangguk sembari berjalan melihat ruangan tamu rumah yang sudah mulai ramai dengan orang-orang yang Rara yakini itu kerabat ibu Ali.

Dibaluti dress berwarna merah maroon dengan atasan terbuka membuat Ali terus merutuki penampilan Rara, bukan karena terlihat jelek tapi ia tak suka jika ada yang melihat Rara dengan tatapan suka kecuali dirinya.

Ali melepaskan jasnya dan segera menutupi bahu Rara yang terekspos itu.

"Ali!" Rara berdecak karena itu membuat penampilannya berubah.

"Greget aku liatnya, apalagi bajunya pendek lagi."

Rara tak mengerti dengan tingkah Ali. Selugu apapun Rara tetap saja gadis itu seperti gadis-gadis lainnya yang menggilai fashion terkini dan hal seperti ini bukankah wajar meski sebenarnya Rara tak nyaman.

"Aku tahu kamu gak nyaman jadi jangan bikin aku gregetan malem ini."

Rara mendelik tapi memilih menurut saja.

Pandangan Rara menyapu seisi rumah sampai pandangannya berhenti pada seorang wanita setengah baya yang mengenakan dess berwarna hitam elegan senada dengan laki-laki disampingnya.

Ali menggenggam tangan Rara lalu berjalan menghampiri ibu Ali.

Rara menelan salivatnya lalu ikut dengan Ali. Sedang dalam keadaan gugup seperti ini Rara berharap teman-teman Ali ada disini tapi entah dimana mereka sekarang, benar kata Ali jika teman-temannya sudah menemukan makanan maka mereka bisa lupa dunia.

Kembali pada Rara dan Ali mereka menghampiri ibu Ali dan mengucapkan selamat atas pertambahan usianya itu.

Terlihat Lidia sekilas menatap Rara namun hanya sekilas ia kembali bercengkrama dengan Ali. Rara meneguk ludahnya, ia wanita dan paham akan itu.

Melihat itu membuat Rara perlahan ingin melangkah menjauh tapi Ali sontak merangkul Rara posesif membuat Rara tersentak.

"Keasikan ngobrol sampe lupa sesuatu, kenalin ini Rara pacar Ali." Ali tersenyum memperkenalkan Rara sementara Rara harap-harap cemas mengulurkan tangannya.

Lidia melebarkan matanya lalu membalas uluran tangan Rara, "Ali punya banyak teman perempuan jadi saya wajarkan, saya mulai terbiasa."

Rara tak mengerti arah pembicaraan ibu Ali ini tapi gadis itu hanya tersenyum canggung.

"Dia bener-bener pacar Ali bukan sekedar teman." Lagi-lagi Ali menegaskan bahwa ia dan Rara benar-benar sepasang kekasih.

Tiba-tiba dua orang gadis menghampiri mereka membuat semuanya sontak menoleh.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang