"Gila! Semua cewek kalo liat mukanya Ali langsung kaya cabe"
-Satya-
Satya meletakan kameranya di tepi meja lalu bergabung dengan Ali, Putra, Intan dan Gina yang sudah siap.
"Hello epribadeh selamat datang kembali di chanel Satya," intro Putra sambil memperkenalkan Satya lalu dengan sigap Satya memperkenalkan Putra juga, "dan Putra."
"Hari ini kita mau mukbang tiga ratus butir cilok yang akan ditambah saus samyang," ucap Putra mengacungkan botol saus samyang yang dibelinya tadi.
"Kita gak berdua kali ini kita ditemenin Ali, Gina dan Intan gaes," seru Satya dengan nada dibuat-buat soalnya dia gedeg banget takut followersnya pindah haluan ke Ali.
Oh ngomong-ngomong Gilang gak ikutan karena anak itu memilih memasak di dapur, siapa sangka cowok yang dijuluki coolboy itu ternyata bukan hanya jago di lapangan tapi jago di dapur juga.
Jangan khawatir orang tua mereka akan marah karena sekarang mereka sedang di rumah Ali, rumah terbebas buat ngelakuin apa aja soalnya rumah ini hanya dihuni para pembantu saja, Pak Harlan pulangnya tak tentu jadi santai saja.
"Sekalian kita bikin chalenge yang kalah mesti nraktir makan di mentari besok," ucap Ali semangat, duh restoran mentari itu makanannya enak-enak tapi mahal jadi lumayan lah hukumannya.
"Iya guys, sistem kalahnya itu jadi yang minum duluan," timpal Satya.
Intan mendeliki sebal karena yang paling payah makan pedas itu dirinya, meskipun dijuluki mulut pedas tapi kenyataannya gadis itu tak suka makan pedas.
Putra memberi aba-aba dan mereka berlima pun mulai makan cilok yang sudah dibaluri saus samyang yang pedasnya gak ada akhlak.
"Anjir pedes," gerutu Ali dengan bibirnya yang bergetar kepedasan.
Satya tertawa mengejek padahal dirinya juga berkeringat banyak. Beda halnya dengan Putra yang fokus makan, entah karena doyan atau lapar pokoknya gak ada bedanya.
"Aku suka banget pedas guys apalagi samyang, rencananya abis ini aku mau jajan seblak terus mau nyobain ayam geprek yang baru buka di depan komplek." Gina makan sambil review, mungkin karena ia kebanyakan menonton mukbang ala Korea jadi ia lihai berbicara bahkan ia juga memakan cilok menggunakan sumpit.
Yang terakhir ada Intan yang mati-matian menahan air mata, terlihat dari hidungnya yang sudah ingusan ditambah habisnya tissu.
"Argh pedas gak KUAT!" teriak Ali mengipasi mulutnya yang sudah kepanasan.
"Gue juga gak kuat, gue nyerah besok kita makan di mentari," tambah Intan langsung berlari ke dapur mencari air.
"Woi ah kok gitu," protes Gina masih setia berusaha menghabiskan.
"Njir mulut gue udah jontor begindang." Putra memajukan bibir bawahnya.
"Aku butuh minum," teriak Satya lalu berlari ke dapur diikuti Putra dan Gina, Ali pun tak kuat ia pergi ke kulkas mencari air dingin.
Tanpa babibu Ali meneguk air langsung dari tekonya namun selang beberapa detik ia langsung memuntahkan air tersebut.
"PAPA PEDES!!" teriak Ali.
Salah siapa coba makan pedas malah minum air dingin.
Intan dan Putra yang masih minum terpaksa memuncratkan airnya karena tak kuat menahan tawa.
Dapur menjadi becek seketika, air dimana-mana.
"Ah jorok banget," geram Gilang merasa sebal, ia memang anti sekali melihat keadaan dapur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Ficção AdolescenteAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...