48. Move On

635 95 3
                                    

Jika ada typo terdeteksi mohon bantu author.

Maaf baru update!

Seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai hari-hari Ali rasanya sangat buruk. Meski masih menebar keceriaan seperti joget-joget tak jelas atau sekedar menggoda adik kelas tapi tetap saja hatinya tak bisa berbohong.

Akhir-akhir ini Ali kehilangan fokus, mulai dari memakai kaos kaki panjang sebelah, membawa buku yang salah dan hampir setiap pagi selalu menjemput ke rumah Rara padahal udah jadi mantan dan tentu Rara menolak lalu Ali berdalih 'maaf Ra kebiasaan'.

Kembali pada kondisi Ali saat ini. Ali tengah mengekori Putra menuju kantin sekolah. Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi jadi Ali bebas berlenggak kesana-kemari. Teman-temannya absen dengan alasan ini itu padahal tinggal bilang pada pengen kencan aja susah.

Putra duduk di salah satu meja yang sudah dihuni dua adik kelas. Tanpa malu Putra memandangi gadis mungil dihadapannya sementara Ali dengan tak tahu diri malah menyeruput minum gadis disebelahnya.

Gadis yang merasa memiliki minuman tersebut cukup terkejut melihat kedatangan mereka.

"K- k- kak Ali."

Ali mengembangkan senyumnya, "kenal gue?"

Tak kalah terkejut gadis yang ada dihadapan Putra pun sama fokusnya menuju Ali.

"Kalo dari deket gini ganteng banget parah."

Putra mendelik, "woi disini masih ada gue woi!"

Gadis mungil itu meringis, "hai kak Put, kenalin gue Tera."

Putra melebarkan matanya lalu mengangguk. "Tujuan gue kesini semata-mata mau mengantar Ali." Putra berujar membuat Tera menoleh pada sahabatnya itu namun mengangguk paham.

"Ayo Al ngomong."

Ali menoleh bingung karena rencana awalnya adalah Putra yang akan mendekati Tera.

"Gue Ali, nama lo siapa?" tanya Ali dengan rentetan kata yang sama sekali belum ia susun.

Gadis itu tampak gugup namun berusaha berkata, "aku Arshi."

Ali mengangguk, "Arshi gue mau minjem ini dong." Arshi nampak terkejut ketika Ali mengambil alih kipas portablenya.

Arshi mengerjap gugup, "iya kak silakan."

Ali tersenyum sekilas lalu menekan tombolnya dan berlalu keluar dari kantin.

Tera tampak bengong begitupun Putra.

"Jadi kak Putra nganter kak Ali kesini cuma mau minjem kipasnya Arshi?"

Putra tampak menggeleng kaku namun segera berlari mengejar Ali.

Arshi menghela nafas karena sedari tadi berusaha mati-matian menahan nafas.

"Pantes dulu ada rumor kalo anaknya ketua yayasan jauh dari kata normal."

"Faktanya?"

"Emang gak normal beneran."

•••



Setelah kejadian di kantin Ali dimaki habis-habisan oleh Putra dengan berbagai ucapan yang bisa dibilang menyebalkan tapi bukan Ali namanya kalau tidak melawan.

"Goblok! Idiot! Gue kira mau gas beneran!"

"Lah lo gak bilang mau ngajak gue sepik cewek!" Ali mengomentari sambil terus mengarahkan kipas mini berwarna merah muda itu ke area lehernya.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang