13. Pelindung

930 181 2
                                    


Ali menepuk-nepuk bahu Gilang kencang membuat sang pemilik jadi menoleh ketus.

"Tenang Lang, don't panic! Kita bakal jadi garda terdepan buat ngedukung lo!" Ujar Ali menyemangati Gilang

Besok adalah pertandingan final futsal babak terakhir Gilang melawan SMA Nusantara, kemarin adalah gladi terakhir dan hari ini Gilang dan teman satu timnya diperbolehkan untuk istirahat dari latihan untuk persiapan besok.

Gilang memutar bola matanya malas, "jangan norak kayak tahun lalu deh!" Siapa yang tak kesal coba pasalnya tahun lalu saat Gilang ikut pertandingan futsal tepatnya saat Gilang masih kelas sepuluh, Ali dan teman-temannya menyorakinya sangat kencang. Alih-alih menyoraki timnya mereka hanya menyoraki Gilang dan membuat Gilang menjadi sorotan sendiri dan itu cukup membuat Gilang malu bukan main.

"Harusnya lo untung, orang lain mah pada mau disorakin sama kita," kata Intan.

"Ya tapikan gue bukan orang lain! Pokoknya awas kalau besok macem-macem! Pokoknya gue gak mau kalian bikin kehebohan lagi." Ancam Gilang tegas.

Tiba-tiba suara berisik terdengar dari arah pintu kelas membuat semuanya menoleh dan tampaklah Putra dengan Gina serta dua orang murid laki-laki dari kelas lain membawakan spanduk besar.

Gilang membulatkan matanya sempurna lalu menoleh pada Ali meminta penjelasan, Ali melirik Gilang hanya tersenyum.

"Maksudnya apaan?" Tanya Gilang dengan nada memprotes.

Siapa yang tak kesal, spanduk besar bertuliskan Gilang! disertai poto tim futsal dan poto Gilang yang dicetak paling besar.

"Khusus dari Gilang mania," ucap Putra tersenyum.

"Gilang Mania apaan?" tanya Gilang tak tahu-menahu.

"Fanbase Gilang lah!" seru Gina.

"Terus potonya?" Gilang menoleh pada Ali.

Oke baiklah Gilang bisa toleransi dengan ini tapi Gilang sangat jijik melihat gambar dirinya yang nyengir memperlihatkan kawat giginya.

"Gue kayak kuda!" Geram Gilang menatap Ali karena tahu pasti anak ini biang keroknya.

"Nah itu Lang! Gue pengen menyadarkanlo bahwa lo emang mirip kuda," jawab Ali ngasal.

Intan memukul sikut Ali, "enggak, jadi ini rencana kita semua tapi karena gak ada gambarlo yang keren ya terpaksa pake yang nyengir ini." Intan menjelaskan.

"Terserah kalian deh! Pusing gue." Ucap Gilang lalu pergi keluar kelas.

"Ye padahal itu mahal bikin spanduk gede gitu!" ujar Ali sewot, "balikin duit gue!"

Putra mendelik ini memang rencana awal dari Putra dan untung Ali ini Sultan jadi bisa dimanfaatkan sedikit tapi Gilang malah begitu.

"Mana bisa!" tukas Putra memilih berlindung ke belakang Gina.

"Ikhlasin aja lagian besok juga mana peduli si Gilang kan tanding ya kalau kita mau dukung dia pake spanduk tinggal lakuin aja." Ujar Satya membela adiknya.

Ali membuang nafasnya perlahan lalu mengangguk menyetujui.

"Sekarang kan ada Gilang Mania jadi kita punya pasukan!" ucap Gina.

"Jadi Gilang Mania itu beneran ada?" tanya Intan.

"Yes! Dan ketua fanbasenya gue," jawab Gina dengan senyum bangga.

"Dan gue managernya," timpal Putra.

"Gue sekretarisnya." Satya pun tak kalah ingin ikutan.

"Gue bendahara, lo seksi keamanan," Ali menunjuk Intan, "dan lo seksi kebersihan." Ucap Ali pada murid yang memegang spanduk lalu meninggalkan mereka.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang