Typo? Segera komentar! Makasih><
Di dalam mobil Lidia begitu hening tak ada yang mau memulai percakapan. Hanya Lidia yang berbasa-basi menanyakan alamat Rara dan selebihnya hanya diam.
"Saya mau mampir dulu ke rumah kamu, sekalian ingin bertemu dengan orang tua kamu."
Rara melebarkan matanya dan mengangguk.
Saat mobil itu sampai dipekarangan rumah Rara. Rara segera ke luar berlari membukakan gerbang rumahnya lalu berjalan menuju rumahnya mebukakan pintu rumah untuk Lidia.
•••
Lidia melihat ruang tamu rumah Rara yang bisa dibilang tak terlalu kecil untuk ukuran keluarga menengah.
Lidia memang sangat pemilih tentang hal apapun. Segala aspek yang ada di sekitarnya minimal harus mendekati sempurna.
Rumah dua lantai dengan interior kayu serta kesederhanaannya namun tampak elegant. Lidia beralih melihat poto-poto yang berjejer rapih di nakas, potret keluarga kecil yang menghuni rumah ini.
Bibir Lidia tertarik menukikan senyum, senyum penuh arti saat melihat salah satu poto, poto kecil Rara yang memeluk ayahnya dengan manja.
"Tante minum dulu. Aku mau solat dulu."
Lidia menegak beralih menatap Rara yang membawa nampan berisikan makanan dan satu gelas minum.
"Orang tua kamu mana?"
"Kebetulan mamah lagi di jalan pulang ke rumah dari bandung sama kak Tara, tapi kejebak macet. Kalo papah, semenjak papah pindah kerja papah sering lembur," tutur Rara sembari meletakan makanannya.
"Saya solat dulu tante."Lidia mengangguk canggung lalu memilih duduk.
Namun saat Rara hendak naik tangga, sontak Lidia memanggil Rara.
"Iya tante?"
"Saya ikut solat."
•••
Entah ini anugrah atau bibit masalah baru tapi yang jelas Rara juga bingung bagaimana Rara meresponnya.
Tiba-tiba saja ia solat berjamaah dengan Lidia lalu tiada angin tiada hujan kini mereka tengah mengobrol bersama di ruang tamu ditemani album keluarga Rara.
"Orang tua kamu setiap hari pulangnya malem?" tanya Lidia dan Rara hanya menggelengkan kecil kepalanya. Sedari tadi yang banyak bicara memang Lidia, banyak yang dibahas dan Rara hanya menjawab seadanya.
"Gak setiap hari kok. Mamah juga baru-baru ini ada orderan dari luar kota."
"Kenapa gak pake jasa gojek aja?"
"Kebetulan yang order masih keluarga jadi sekalian ketemu."
Lidia mengangguk mengerti lalu beralih melihat poto-poto kecil Rara bersama keluarganya yang membuat hati kecil Lidia tersentil.
"Kalo keluarga kamu lagi gak ada kayak gini, berarti kamu sendiri di rumah?"
Lagi-lagi Rara mengangguk. Sebenarnya Rara bingung, memangnya apa yang menarik dari poto-poto masa kecil Rara tapi ia juga merasa sedikit senang setidaknya Lidia tak menunjukkan kebencian padanya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Teen FictionAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...