21. Bad News

800 102 1
                                    

Hari sudah mulai sore dan syukur saja Rara sudah sadar dan sekarang sedang istirahat, Tara dan Naya segera bangkit dari duduknya kala kedua orang tua mereka tiba.

"Gimana keadaan Rara?" tanya Dani panik begitupun Desi ibunya Rara.

"Rara gak papa kan?" Desi benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana putri bungsunya bisa masuk rumah sakit.

Setahu Desi Rara memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan jarang sekali Rara sakit.

"Rara baik-baik aja pah, sekarang istirahat dan besok dia boleh pulang," ucap Tara agar kedua orang tuanya tak khawatir

Dani menghela nafas lega, pria itu benar-benar kalut. "papah sama mamah mau ketemu dulu sama dokternya."

Tara mengangguk menyetujui dan mereka berdua pun segera pergi.

"Kamu pulang yah Nay, udah mau malem takut kedua orang tua kamu nyariin," ucap Tara membuat Naya menoleh kecil.

"Iya kak, kalau gitu Naya pamit deh," ujar Naya pamit.

"Eh biar kakak minta tolong sama temen kakak buat anterin kamu pulang, kakak bener-bener khawatir juga sama kamu," cegah Tara membuat Naya berhenti.

Naya menipiskan bibirnya dan menurut saja, mungkin ini yang membuat Rara selalu terlihat selalu cukup, hidup Rara serba kecukupan dan punya kakak baik hati, Naya sangat iri namun senang juga karena Tara selalu baik memperhatikan kasih sayangnya pada Naya juga tanpa membeda-bedakannya.

"Kita makan dulu sambil nunggu," ajak Tara.

Naya menghela nafas kemudian segera pergi ke kantin rumah sakit.

"Emang yang bakal anterin aku siapa kak?" tanya Naya disela-sela kegiatan makannya.

"Dia salah satu teman kakak di panti asuhan kasih ibu, awalnya mau sama anak yayasannya tapi gak aktif dari tadi, kamu tenang aja anaknya baik kok."

Naya memilih mendengarkan dan mengangguk-angguk kecil, jika Tara sudah mengatur begini berarti wanita itu sedang dalam mode Mama kalau kata Rara.

•••

Naya memicingkan matanya saat sebuah motor berhenti di halaman rumah sakit. Dari motornya Naya merasa familiar apalagi dengan suara knalpotnya.

"Itu kak orangnya?" tanya Naya ragu.

"Iya, dia masih SMA juga."

"Lah itu mah si Putra temennya Ali," ucap Naya tersadar dengan wajah familiar itu kemudian keduanya menghampiri Putra.

"Iya temennya Ali, eh kamu kenal mereka juga?" tanya Tara membuat Naya mengangguk.

"Iya kak."

"Halo kak Tara," sapa Putra akrab dengan senyum khasnya. "Eh lo," serunya melihat Naya ada diantara mereka.

"Kak Tara ada apa gerangan terus kenapa ada triplek disini?" tanya Putra dengan tanpa dosanya saat menoleh pada Naya

"Triplek?" Tara bingung melihat keduanya.

"Iya kak triplek, liat dong badannya kurus banget kayak tulang belulang." Itu pujian apa ejekan?

"Eh mulut lo!" Naya menggeram sebal,  mungkin memang perkenalan awal mereka tidak saling memberikan kesan buruk waktu itu, tapi yah Naya memang awalnya bisa kenal Satya dari Putra juga. Rencana awalnya Putra yang PDKT tapi nyangkut di Satya alhasil Satya malah PHP.

Aliendra [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang