"Oke, Oke Pah. Bentar lagi Ali kesana." Ucap Ali kemudian memutuskan sambungan teleponnya.
Ali membalikkan tubuhnya dan segera kembali ke meja dimana teman-temannya mengumpul.
Seperti perjanjian chalenge kemarin, hari ini Intan harus mentraktir sahabatnya untuk makan bersama di restoran Mentari.
"Makanan buat Gilang mana?" tanya Ali pada Intan.
Intan menyodorkan bingkisan yang sudah disiapkan untuk Gilang, "nih!"
Ali segera menerimanya, "bokap gue lagi nonton yang latihan futsal jadi gue kesana dulu sekalian mau nganterin makanan buat Gilang." Ujar Ali sambil membenarkan hoodienya.
Hari ini Gilang memang absen buat makan bareng karena harus latihan futsal untuk turnamen minggu depan.
"Gue ikut," Ucap Gina sambil beranjak.
"Duh ... Gak bisa Gin, cuacanya gelap takut ujan entar ribet. Lo kalau mau balik sama Satya aja, dia bawa mobil." Ali segera berlari keluar dan melihat ke langit yang mulai mendung, semoga saja tak turun hujan.
Ali menancap gas motornya dan segera melaju dengan cepat agar tidak kesorean.
•••
Ali berlari mengitari lapang menghampiri ayahnya yang duduk di bawah pohon dengan kak Andi selaku coach futsal.
Di lapangan sana terlihat Gilang yang sedang fokus berlatih dengan teman-temannya. Ali meletakkan bekal untuk Gilang lalu ikut mendengar perbincangan antara ayahnya dan kak Andi.
"Seperti yang saya bilang tadi pak Harlan, Ali sangat berpotensi di futsal dan peluang kemenangan untuk tim kita juga sangat besar," ujar Andi menggebu-gebu.
Harlan terkekeh mendengar itu, "kalo saya terserah Ali saja, asalkan tidak mengganggu kegiatan basketnya." Katanya sambil melirik kecil Ali.
Ali menengok merasa tertarik dengan percakapan mereka. "Maksudnya gimana ya Kak?" tanya Ali tak mengerti.
"Saya sangat ingin kamu bergabung juga dengan tim futsal, lihatlah Ali. Di usia kamu yang masih menginjak enam belas tahun ini, kamu sangat berbakat di bidang olahraga" ucap Andi menatap Ali penuh harap.
Ali meringis mendengar ucapan berlebihan itu, "gimana ya kak, latihan basket yang tiga kali seminggu aja udah males apalagi ditambah futsal" Ali mulai beralasan, bukan sekali-dua kali Ali mendapat tawaran seperti ini. Waktu itu ada tawaran ikut ekskul bulutangkis tapi Ali menolak karena ya seperti tadi, ia tak mau terlalu banyak pulang sore, latihan basket saja membuatnya sangat merasa kehabisan tenaga.
Andi mengangguk mengerti mendengarkan itu, "sayang sekali padahal ini kesempatan bagus buat kamu."
Ali menipiskan bibir lalu kembali melihat lapangan.
"Eh! Mereka udah pada bubar, makanan Gilang." Ucap Ali lalu berpamitan menghindari mereka.
Harlan diam saja melihat itu, ia tak ingin membuat Ali merasa dipaksa.
"Ali memang keras kepala, Andi." Kata Harlan begitu saja.
Sementara itu Ali menghampiri Gilang dan memberikan bekal makanan serta minuman isotonic yang tadi sempat Intan pesankan.
Gila meneguk minumannya lalu segera membuka makanannya.
"Coach Andi pasti ngajak lo gabung futsal kan?" tebak Gilang sambil mengunyah makanannya.
Ali menengok lalu mengangguk mengiyakan.
"Dah lama dia minta sama gue buat ajak lo ikut futsal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliendra [SELESAI]
Teen FictionAmazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas dibaca oleh anak dibawah umur. [Mohon untuk tidak ditiru] "Jadi cantik jangan judes-judes kasian...